Nusantaratv.com - Dalam beberapa waktu belakangan, nama Graham Potter tengah ramai dibicarakan oleh publik pecinta sepak bola di seluruh dunia.
Bagaimana tidak, pelatih asal Inggris itu sempat membuat publik terkesima akan racikan strateginya yang mampu mengubah tim Brighton and Hove Albion menjadi kuda hitam di Premier League musim ini.
Dengan bermodalkan skuad yang notabene tidak dihuni oleh pemain bintang, Potter mampu memoles tim asal selatan Inggris itu menjadi berbahaya. Lewis Dunk dan kolega sampai pekan keenam Premier League berhasil bercokol di posisi keempat klasemen sementara.
Performa impresif empat kemenangan, satu imbang, dan satu kekalahan membuat Brighton mengoleksi total 13 poin. Hal tersebut membuat Brighton untuk sementara duduk nyaman di atas Manchester United di peringkat kelima dan tengah memburu posisi Arsenal di puncak klasemen dengan margin dua angka saja.
Brighton and Hove Albion yang sejatinya adalah tim kecil disulap oleh Graham Potter menjadi ancaman nyata. Tim besar macam Manchester United sudah pernah dikalahkan 1-2 (7/8) dan bahkan, terbaru Leicester City harus kalah telak 2-5 pada 4 September lalu.
Walaupun memiliki skuad terbatas, tetapi Potter mampu memanfaatkan sumber daya yang ada dengan maksimal. Ia dengan cerdik memaksimalkan potensi para pemain mudanya untuk menampilkan permainan menyerang dan atraktif di setiap laga.
Maka dari itu, ia pun kini resmi direkrut menjadi pelatih baru dari tim top, Chelsea. Potter datang untuk menggantikan posisi yang ditinggalkan oleh Thomas Tuchel.
Capaian tersebut tentu sangat membanggakan bagi Potter. Sebab, selama berkarier sebagai pelatih, ia lebih banyak mengabdi untuk tim kecil seperti Swansea City (2018-2019) dan Östersund FK (2011-2018).
Nama klub terakhir Potter memang terdengar tidak asing bagi suporter setia Bali United. Sebab, klub Östersund FK adalah tim yang pernah dibela Brwa Nouri sejak tahun 2014 sebelum berseragam Serdadu Tridatu pada tahun 2018 lalu.
Keduanya pun bekerja sama di klub asal Swedia itu selama empat tahun dan pastinya memiliki kenangan indah bersama. Salah satunya adalah ketika berhasil mengalahkan Arsenal dengan skor akhir 2-1 di ajang Liga Eropa 2018 silam (23/2/2018).
Nouri dan Potter memang terkenal sangat dekat kala masih bersama-sama di Östersund FK. Bahkan pemilik nomor punggung 6 itu tidak segan untuk memuji pelatih asal Inggris tersebut sebagai sosok pria terbaik karena selalu memberikan dukungan bagi dirinya kala berada di fase sulit dalam hidup.
“Dia (Graham Potter) bukan hanya seorang pelatih sepak bola saja. Mungkin dia adalah salah satu pria terbaik yang pernah saya temui dalam hidup ini. Dia sangat perhatian ketika berinteraksi dengan orang lain, membuatmu merasa diterima, dan akan mengembangkan dirimu,” ujar Nouri.
Gelandang bertahan asal Irak ini sendiri menjadi salah satu pemain andalan Graham Potter di skuad Östersund FK. Sebanyak 154 laga telah dimainkan oleh Nouri dan turut berkontribusi mencetak 23 gol serta 16 assist di seluruh kompetisi.
Nouri yang sempat terpuruk akibat terjerumus ke hal negatif dapat kembali bangkit dan mencatatkan kontribusi impresif seperti itu salah satunya adalah karena peran besar Potter. Maka tidak mengherankan jika ia dekat dengan pelatih berusia 47 tahun itu.
“Dia sangat berbakat di dalam banyak hal. Anda harus mengalaminya sendiri, tetapi bagi saya, dia luar biasa. Saya sangat bersyukur. Setelah apa yang sudah saya lewati, seberapa dalam saya pernah lalui, saya tidak pernah menyangka bisa sampai di titik ini. Sangat sulit untuk diucapkan dengan kata-kata,” sambung Nouri.
Kini, ketika mengetahui mantan pelatihnya itu berkesempatan melatih Chelsea sang kolektor lima trofi juara Premier League dan dua gelar Champions League, Nouri tentu akan sangat senang. Keduanya pun sama-sama akan melanjutkan perjuangan bersama klub masing-masing.