Para suporter pun langsung menyambutnya dengan senyum penuh harapan. Wajar saja, dengan catatan mentereng di Swedia, Semeton tentu berharap lebih kepada pria berpostur 177 cm itu.
Sayang, di awal kariernya di liga Indonesia, Nouri mengalami kesulitan hebat. Perbedaan drastis kultur dan gaya permainan di negeri ini dengan Eropa membuatnya terkejut.
Nouri yang terbiasa memainkan sepak bola indah dan terstruktur dihadapkan pada situasi keras serta kacaunya kompetisi di Indonesia. Alhasil, ia hanya mampu tampil 13 kali di liga pada musim perdananya.
Kondisi tersebut tentu tidak ideal baginya. Ia yang sebelumnya menjadi bintang di atas lapangan, malah terseok.
Beruntungnya, Nouri memiliki rekan setim yang suportif sehingga ia tidak terlalu lama terpuruk. Nasihat penting dari kitman Bali United, I Wayan Suarjana atau yang akrab disapa Ruet mengubah segalanya.
"Waktu awal dia (Nouri) datang, saya sempat kasih dia nasihat untuk mengubah gaya mainnya. Saya bilang,’kamu punya kualitas, pernah main di liga Eropa, dan main lawan Arsenal. Kalau kamu main stylish seperti di Eropa di sini (Liga 1) yang lebih banyak lari dan mengutamakan fisik, sering benturan, kamu tidak bisa dan akan kesulitan, perlu waktu lama untuk adaptasi. Kamu harus ubah gaya main kamu dan lebih kerja keras’," ungkap Ruet.
Siapa sangka, nasihat dari seorang kitman, sosok yang biasanya dianggap sebelah mata itu nyatanya mampu melecut semangat Nouri. Ia pun bertransformasi dan perlahan mulai menunjukkan magisnya di lini tengah Bali United.