Nusantaratv.com - Pertandingan Lebanon melawan Australia di partai final FIBA Asia Cup 2022, Minggu malam (24/7), di Istora Senayan, Jakarta, juga menjadi pertemuan pertama bagi kedua negara.
Sebagai anggota baru di FIBA Asia dan Oceania, wajar kalau Australia belum bertemu dengan semua negara anggota zona Asia. Setelah dominan di babak pertama dengan keunggulan 10 angka, kali ini Australia berusaha mempertahankan keunggulan.
Di kuarter ketiga, Australia mencoba membuka ruang tembak. Tetapi dari 9 percobaan three point, hanya 2 tembakan yang masuk. Padahal kalau dilihat dari catatan kesalahan Lebanon, selama kuarter ketiga mereka melakukan 5 kali turnovers yang menguntungkan bagi Australia. Sayangnya, akurasi tembakan Australia menurun. Kuarter ketiga ditutup dengan skor 57-43 untuk Australia.
Memasuki kuarter keempat, skema permainan Australia yang rapi membuat mereka bisa lebih produktif. Karena poin Australia selalu diawali dengan assist. Termasuk slam dunk Thon Maker, lalu three point Tyrese Proctor di pertengahan kuarter keempat, yang memberi Australia keunggulan 67-52. Australia semakin di atas angin.
Lebanon rupanya menolak untuk menyerah. Mereka mencetak tiga kali three point berturut-turut. Masing-masing dicetak oleh Wael Arakji, Elie Chamoun, dan Sergio El Darwich. Poin tersebut membuat margin terpangkas hingga menyisakan 10 angka (61-71).
Tak sampai di situ, Lebanon bisa menyusul 63-72 setelah assist Elie Chamoun disambut dengan jump shot Ali Haidar. Kemudian pada possesion tim Australia, bola lepas dari penguasaan William McDowell-White. Bola tersebut dicuri oleh Wael Arakji yang dengan cekatan memberikan pada Elie Chamoun. Seketika itu, Lebanon hanya terpaut 7 angka saja dari Australia (65-72).
Ketegangan terjadi saat laga tersisa di bawah satu menit. Saat Wael Arakji akan melakukan tembakan three point, dia diganggu oleh William McDowell-White, sehingga wasit memberikan tiga free throw untuk Arakji. Dia bisa memasukkan dua tembakan dari tiga kesempatan tersebut. Kemudian setelah itu, layup dari Arakji membuat seisi Istora Senayan bersorak. Karena Lebanon kini mendekat dengan hanya terpaut dua angka saja (70-72).
Australia sebenarnya mampu menjauh setelah Tyrese Proctor memasukkan dua free throw. Namun lagi-lagi Wael Arakji dengan kemampuan istimewanya bisa mencetak three point. Lebanon hanya terpaut satu angka saja (73-74). Australia mulai panik. Pelatih memasukkan Rhys Anthony Vague menggantikan Thon Maker. Tujuannya agar memperbanyak pemain yang punya kemampuan menembak jarak jauh. Hasilnya Vague mencetak poin kemenangan Australia dengan free throw. Australia mempertahankan gelar juara FIBA Asia Cup setelah menang 75-73 atas Lebanon.
Pada FIBA Asia Cup Edisi tahun 2017, Australia menjadi juara dengan kemenangan mutlak. Mereka tidak pernah kalah sejak babak penyisihan hingga final. Rekor tersebut mereka lanjutkan di FIBA Asia Cup 2022, di Jakarta. Australia dua kali juara tanpa kalah sejak babak penyisihan hingga final.