Nusantaratv.com - Grup band Slank diketahui batal menuntaskan konser perayaan Album Tujuh karena masalah dari promotor. Akhirnya Bimbim pun buka suara.
"Bukan batal sih, hanya bermasalah sama promotornya sebaiknya nanya ke sana jangan ke sini," kata Bimbim kepada awak media.
Sebelumnya tersiar kabar Slank diserang karena batalnya konser itu. Namun, Bimbim membantah soal itu.
"Nggak tuh nggak sih, justru nyari solusi Slank kita ke mereka," kata Bimbim.
Ketika ditanya lebih lanjut mengenai masalah apa yang terjadi, Bimbim meminta awak media bertanya ke promotor. Tapi ia merasakan kesal dengan kejadian ini.
"Waduh, tanya aja deh ke sana, saya juga nggak ngerti. (kesel) Ya iyalah lah konser tujuh kota berenti di tengah jalan baru dua kota kalau nggak salah," ungkapnya.
Slank juga menampung keluhan penonton yang tiketnya belum dikembalikan. Namun, sejauh ini Bimbim belum tahu nominalnya.
"Kita baca DM rata-rata banyak tiket yang belum dibalikin, sudah komunikasi sih kita kasih jangka waktu ke mereka. (Berapa persen pengembalian) Aduh nggak tau tanya promotor ajah," katanya.
Dengan kejadian ini Bimbim menyebut harus ada aturan pemerintah yang mengatur lisensi promotor. Sehingga kejadian ini tak terulang kembali di lain waktu.
"Justru pengin adanya Undang-Undang dan lisensi ya, promotor harus punya lisensi biar ketahuan profesional," katanya.
Sejauh ini, Slank belum mau membawa masalah ini ke ranah hukum. Jika sudah waktunya uang penonton belum dikembalikan kemungkinan ada langkah hukum dari para korban.
"Ya kan gue bilang jangka waktu, kalau sampe waktunya abis bukan kita sih tapi yang beli tiket," ungkap Bimbim.
Dia pun menegaskan ada jangka waktu yang diberikan pihak Slank kepada promotor. "Kita sudah kordinasi ke pihak yang dirugikan, kalo nggak balikin di jangka waktu habis ya. Sampe Desember kalau nggak salah," pungkasnya.
Diketahui, konser ini berawal dari ajakan pihak promotor, Make A Show pada Slank untuk menggelar konser ulang tahun Album Tujuh. Slank pun setuju menjalin kerjasama ini.
Beberapa konsep telah dipaparkan pihak promotor dan akhirnya memutuskan untuk menggelar konser di tujuh kota. Namun yang baru berjalan hanya tiga kota saja, sisanya batal.
Ridho menduga pihak promotor tidak memiliki uang dan rancangan yang matang sehingga proses pelaksanaan kurang lancar. Akhirnya konser tidak berjalan dan batal digelar di empat kota lainnya.