Netizen ke Selebriti, Percumbuan Media Sosial dan Produk Jurnalistik

Nusantaratv.com - 15 Januari 2022

Bunga Citra Lestari salah satu selebriti yang acap mengunggah aktifitasnya di media sosial. (Instagram)
Bunga Citra Lestari salah satu selebriti yang acap mengunggah aktifitasnya di media sosial. (Instagram)

Penulis: Alamsyah

Nusantaratv.com - Keberadaan media sosial saat ini seperti sebuah rantai pasok pangan. Selebriti mengunggah status, netizen menimpali, ditimpali lagi oleh selebriti, begitu seterusnya. Situasi itu kemudian dimanfaatkan para konten kreator untuk mereka membuat produk Jurnalistik.

Situasi semacam itu muncul tatkala media sosial dianggap paling praktis bagi kalangan selebriti untuk mereka mengaktualisasikan diri, ketika katakan saja untuk tampil di media mainstream seperti televisi nasional, cukup ribet, makan waktu, juga biaya.

Sekarang ini, para selebriti sudah dengan mudahnya bisa langsung memosting detail aktifitas lewat media sosial. Berbeda jika harus tampil di televisi, ada banyak alur harus mereka lalui. Karena itu, untuk melihat seperti apa aktifitas artis idola, cukup membuka media sosial mereka dan bisa langsung memberikan respon.

Seperti saat saya ingin tahu apa yang sedang dilakukan artis Bunga Citra Lestari pada hari ini, Selasa, 11 Januari 2022, saya cukup membuka Instagram miliknya.

Tampaklah foto yang diunggah BCL di Instagramnya. BCL terlihat sedang berjalan di sisi kolam renang, dengan menggunakan pakaian agak seksi, seperti habis berolah raga.

"Mowning bali." Tulis BCL melengkapi unggahan fotonya.

Di unggahan sebelumnya, BCL nampak memosting foto dirinya tengah berjalan di tepi pantai. Pakaian yang dikenakan berbahan tipis menerawang sehingga bra yang dipakai terlihat dengan bawahan celana pendek.

"Semua akan terwujud jika kita punya keberanian untuk mengejarnya." Tulis BCL menyertai unggahan fotonya.

Ada beberapa komentar yang disampaikan netizen pada unggahan itu. Dari amatan saya, ada netizen yang fokus pada keterangan foto, ada pula yang fokus pada pakaian yang dipakai BCL.

Netizen yang fokus pada keterangan yang ditulis BCL, mereka umumnya memberikan respon positif. Tetapi netizen yang fokus pada foto, justru memberi respon yang mengkritik.

"Tutup dong auratnya. Kasian suaminya disana." Respon netizen dengan foto profil berhijab.

Dari komentar netizen yang mengkritik tadi, terdapat sisi menarik untuk dijadikan sebuah konten. Namun dari sisi keterangan yang BCL tulis yang merupakan kata-kata motivasi, hal itu bisa juga dibuat satu konten.

Tinggal bagaimana para konten kreator ingin membuat konten tersebut. Apakah mau yang mengkritik penampilan BCL atau yang menyanjung BCL sebagai seorang single parent.

Pada bagian ketika konten artikel BCL itu telah dipublish pada media, sesungguhnya penerapan ilmu Jurnalistik belum sepenuhnya diterapkan.

Karena kalau kita mengacuh pada devinisinya, Jurnalistik adalah pengumpulan bahan berita (peliputan), pelaporan peristiwa (reporting), penulisan berita (writing), penyuntingan naskah berita (editing), dan penyajian atau penyebarluasan berita (publishing/broadcasting) melalui media.

Dalam konteks konten artikel seperti BCL tadi, tahapan pada awal yakni, pengumpulan bahan berita yang diperoleh melalui sebuah peliputan, tidak diterapkan disini.

Tahapan itu hanya pada reporting, writing, editing serta publishing.

Terkait pemanfaatan media sosial sebagai produk Jurnalistik, memang menimbulkan pro kontra tersendiri.

Media online republika.co.id pernah mengangkat hal ini lewat pemberitaan mereka dengan judul "Pers Diingatkan tak Jadikan Medsos Konten Berita".

Pada bagian depan ditulis, bahwa mantan ketua Dewan Pers Yosep Adi Prasetyo mengingatkan media mainstream tidak mudah menjadikan konten di media sosial sebagai pemberitaan tanpa memahami kaidah jurnalistik.

Produk Jurnalistik yang dihasilkan oleh media mainstream berasal dari medsos justru akan menyuburkan disinformasi dan mematikan literasi.

Bisa dipahami sampai disitu bahwa untuk membuat sebuah produk Jurnalistik, termasuk konten-konten selebriti, pemanfaatan media sosial sang artis, memiliki kecenderungan terjadinya informasi yang tak sepenuhnya betul.

Iya, bahwa BCL sedang berpose di media sosialnya itu benar. BCL menulis kata motivasi juga benar. Lalu terdapat komentar netizen yang positif dan mengkritik, juga tak disalahkan.

Yang menjadi kesalahan, kalau menurut Yosep Adi Prasetyo barangkali tidak dilakukan proses peliputan secara langsung kepada BCL, atau minimal meminta pernyataan langsung begitu, mungkin bisa lewat telepon maupun chat ke BCL.

Apakah itu kemudian menjadi persoalan ketika BCL keberatan kalau postingannya dijadikan konten atau berita? Saya rasa kalau konten itu baik-baik saja, buat apa BCL keberatan. Iya kalau konten itu mungkin membuat BCL "gerah", bisa jadi dia akan meminta pertanggungjawaban penulisnya.

Sejauh ini saya melihat "aman-aman" saja konten selebriti khususnya, dibuat dengan memanfaatkan media sosial mereka.

Bahkan kalau boleh jujur nih, dari situ justru nama sang selebriti akan banyak dibaca oleh pembaca. Dan itu juga akan memperbanyak databese sang artis di media online yang bertumpu pada mesin pencarian, Google.

Jika sudah banyak pembaca membaca konten tersebut, bukan tidak mungkin nama sang selebriti bisa saja menjadi viral di Twitter atau mentereng di Google trends.

Pergumulan media sosial dengan produk Jurnalistik mau apapun itu bentuknya, sejauh ini bukan menjadi masalah. Yang jadi masalah ketika selebriti berusaha membuat "drama" di media sosial dan direspon serius oleh netizen kemudian dimuat di media online. Dan itu cukup banyak terjadi.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close