Menguak Jeratan Penipuan Daring Dalam Film "The Beekeeper"

Nusantaratv.com - 17 Januari 2024

Poster film "The Beekeeper" yang dibintangi Jason Statham. (ANTARA/HO-Miramax)
Poster film "The Beekeeper" yang dibintangi Jason Statham. (ANTARA/HO-Miramax)

Penulis: Habieb Febriansyah

Nusantaratv.com - Aktor asal Inggris Jason Statham kembali beraksi dalam film thriller aksi terbarunya bertajuk “The Beeekeeper” garapan dari sutradara David Ayer dan telah tayang di bioskop Indonesia pada 10 Januari 2024 yang menyajikan kisah sang pembela kebenaran dalam membasmi komplotan penipu daring.

“The Beekeeper” mengisahkan seorang peternak lebah bernama Adam Clay (Jason Statham) dan hidup damai di sebuah kawasan pertanian kecil di Amerika Serikat bersama tetangga sekaligus induk semangnya, Eloise Parker (Phylicia Rashad). Eloise dikenal sebagai sosok perempuan lanjut usia yang hangat dan seorang pensiunan guru sekolah.

Baik Clay maupun Eloise, keduanya sering bertukar sapa dan saling berbagi makanan. Clay pun telah menganggap Eloise layaknya ibu kandungnya sendiri.

Suatu hari, saat Clay mengunjungi rumah Eloise untuk berbagi madu hasil panennya, Clay menemukan bahwa Eloise telah meninggal dunia karena bunuh diri. Sayangnya, Clay dituduh bersalah karena menjadi orang pertama yang menemukan jasad Eloise.

Beruntung, Clay dibebaskan kembali karena dirinya terbukti tidak bersalah atas kematian Eloise. Namun, dirinya bertanya-tanya apa yang jadi penyebab Eloise hingga memutuskan untuk memilih pilihan ekstrem itu.

Tidak hanya Clay, anak Eloise yang juga anggota agen khusus FBI bernama Verona Parker (Emmy Raver-Lampman) juga ingin mengetahui motif bunuh diri yang dilakukan ibunya. Keduanya pun mencari tahu dengan cara masing-masing untuk menumpas akar permasalahan dari kasus kematian Eloise. Akankah keduanya berhasil menemukan titik terang?

Fenomena penipuan daring

Kasus penipuan memang sudah banyak terjadi sejak dulu. Bahkan, penipuan telah menjadi kasus kejahatan yang banyak dialami masyarakat dunia dan kini telah bertransisi ke media daring.
 
Semakin canggihnya era teknologi saat ini, fenomena penipuan daring pun semakin banyak ditemui. Ketakutan inilah yang menjadi poin utama dalam film “The Beekeeper”.

Melalui film ini, penonton akan diperlihatkan bahwa aksi penipuan tidak pandang bulu. Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia, semua orang dapat terkena masalah ini jika tidak teliti.

Sepintar apapun seseorang, “The Beekeeper” mengajarkan untuk selalu waspada terhadap kemungkinan apapun. Selain itu, selalu tanyakan kepada orang yang lebih ahli jika menemui permasalahan yang diindikasi sebagai penipuan agar tidak terjadi masalah lebih besar.

Dampak penipuan pun tidak sederhana. Banyak korban yang harus menanggung akibat dari perbuatan oknum penipu, meskipun mereka tidak bersalah.

Terlebih, sosialisasi tentang penipuan daring memang belum se-masif kasus-kasus kejahatan lainnya, sehingga masih banyak masyarakat yang terkecoh dan terjebak dalam aksi penipuan.

Dalam film ini, penonton akan melihat cerdasnya para penipu untuk menggaet korban-korbannya. Setidaknya, penonton mendapat ilmu baru untuk menghindari penipuan daring melalui film ini.

Refleksi konstitusi cacat hukum

Adam Clay atau The Beekeeper sendiri merupakan representasi dari sosok yang mungkin saja diinginkan masyarakat. Adil, tangguh, berani, baik hati, menjadi beberapa kepribadian Clay yang diharapkan dapat tercermin dari para pejabat maupun penegak hukum negara.
 
Meskipun film “The Beekeeper” mengambil latar cerita dari negara Amerika Serikat fiktif, tetapi sedikit banyak ada beberapa hal yang cukup relevan di dunia nyata. Seperti penyuapan, korupsi, hingga pembunuhan terhadap orang-orang tidak bersalah yang seharusnya tidak boleh terjadi.

“The Beekeeper” juga memperlihatkan bagaimana konstitusi atau undang-undang di suatu negara tidak dijalankan dengan semestinya. Dengan kekuasaan dan uang, hukum menjadi tidak lagi berarti dan hanya menyisakan dunia yang kejam bagi masyarakat biasa.

Ya, lagi-lagi kekuasaan dan uang menjadi tolok ukur dan sebagian besar menjadi faktor utama dari kesewenang-wenangan para pemimpin hingga aparat penegak hukum. Keberadaan Clay sendiri cukup membuat gentar pihak-pihak yang terlibat kejahatan karena Clay adalah mantan anggota organisasi rahasia yang berbahaya.

Melalui aksi Clay, penonton akan tahu bagaimana “bobroknya” sistem pemerintahan dan keadilan hukum dari suatu negara. Meskipun aksinya sangat nekat dan berbahaya, ketidakadilan yang terjadi dapat terungkap dengan cepat dan mendapat hukuman yang setimpal.

Namun, film thriller aksi ini disarankan untuk tidak ditonton bagi penderita gangguan jantung atau risiko kesehatan lain yang tidak kuat mendengar bunyi ledakan dan semacamnya. Selain itu, film ini hanya boleh ditonton untuk usia 17 tahun ke atas.

Aksi cerdik dari Jason Statham dan bintang Hollywood lainnya

Aktor Jason Statham memang sudah tidak diragukan lagi kualitas aktingnya, terlebih dalam film aksi dan semacamnya. Meskipun sudah berusia 56 tahun, akting laga-nya di film ini berhasil membuat penonton tercekat karena kelincahan Statham dalam melakukan berbagai aktivitas fisik, termasuk melawan para penjahat.

Statham pun sangat memperhatikan detail adegan di film “The Beekeeper” ini. Misalnya, saat Statham beraksi dengan pisaunya untuk melawan musuh, gerakan yang disajikan sangat akurat dan memang sangat berbahaya jika mengenai bagian-bagian vital tubuh.

Tidak hanya itu, Statham tetap terlihat bugar saat harus beradegan lari ke berbagai tempat untuk mengejar musuhnya. Lagi-lagi, Statham menunjukkan kehebatannya dalam berakting film aksi, tanpa mengurangi pesan cerita di dalamnya.

Selain Statham, deretan aktor dan aktris film “The Beekeeper” juga berhasil menunjukkan totalitas akting mereka. Josh Hutcherson adalah salah satu aktor berbakat yang berhasil menunjukkan warna baru dalam aktingnya sebagai musuh Clay.
 
Di film-film lainnya, Hutcherson kerap diidolakan banyak perempuan karena karakternya yang selalu digambarkan sebagai pria hangat, baik hati, dan pemberani. Di film “The Beekeeper”, Hutcherson tampil berbeda dan cukup membuat penonton “geregetan” dengan tingkahnya.

Emmy Raver-Lampman juga tampil bersinar di film ini sebagai agen khusus FBI. Walaupun sang ibu kandung telah tiada, sosok agen FBI yang digambarkan oleh Raver berhasil menunjukkan bahwa masih ada aparat penegak hukum yang bersikap profesional seperti dirinya.
 
Antara tugas dan nurani yang harus dijalankannya, Raver berhasil menunjukkan bahwa aparat penegak hukum seharusnya memiliki kedua hal penting ini. Tanpa nurani, sebuah tugas mungkin tidak akan berjalan dengan semestinya dan mengakibatkan masalah lebih besar.

Tidak hanya mereka bertiga, deretan bintang lainnya, antara lain Amber Sienna, Jeremy Irons, Arian Nik, Phylicia Rashad, dan lainnya berhasil menghidupkan film “The Beekeeper” yang bukan hanya sekadar film thriller aksi belaka.

“The Beekeeper” sudah dapat ditonton di sejak 10 Januari 2024 kemarin dan masih tayang di bioskop seluruh Indonesia.(Ant)

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close