Nusantaratv.com - Beberapa waktu lalu, mobil premium asal Jerman dikenal sebagai simbol kemewahan di China.
Merek-merek seperti Mercedes-Benz dan Porsche menjadikan China pasar terbesar mereka, dengan penjualan yang melampaui negara lain.
Namun, seiring bertumbuhnya merek lokal, preferensi konsumen di Negeri Tirai Bambu itu mulai beralih ke perusahaan dalam negeri. Xiaomi menjadi contoh utama dari perubahan ini.
Dilansir dari Carscoops, Jumat (21/3/2025), Xiaomi, yang dikenal sebagai raksasa di bidang elektronik dan barang konsumen, mulai merambah industri kendaraan listrik.
Dikenal dengan produk-produk seperti penyedot debu, monitor, lemari es, koper, dan ponsel pintar, Xiaomi kini memiliki ambisi besar untuk memproduksi kendaraan listrik.
Berbeda dengan Dyson, perusahaan teknologi yang terkenal dengan penyedot debunya, yang telah membatalkan proyek pembuatan mobil listrik, Xiaomi berhasil dengan meluncurkan model kendaraan listrik pertamanya, SU7.
Kurang dari setahun sejak pengiriman pertama SU7, Xiaomi telah menetapkan target penjualan yang sangat ambisius.
Perusahaan ini menargetkan menjual 350.000 kendaraan listrik di China pada tahun ini, berkat kehadiran SU7 dan peluncuran YU7, pesaing Tesla Model Y.
Jika tercapai, penjualan tersebut diprediksi akan melampaui total penjualan kendaraan listrik gabungan dari Volkswagen, Audi, BMW, Mercedes-Benz, dan Porsche di China pada tahun sebelumnya, menurut laporan Handelsblatt.
Ekspansi ke Pasar Internasional
Xiaomi tidak hanya berhenti di pasar domestik China. Perusahaan ini juga berencana untuk memperluas bisnis kendaraan listriknya ke pasar internasional.
Pada awal bulan ini, Presiden Xiaomi William Lu mengungkapkan perusahaan akan segera memasuki pasar baru dalam beberapa tahun ke depan, meskipun tanpa memberikan rincian waktu yang pasti.
Kehadiran YU7 menjadi titik penting bagi Xiaomi. SUV kini mendominasi pasar global, dan ada potensi besar bagi YU7 untuk melebihi penjualan SU7.
Pengiriman YU7 diperkirakan akan dimulai pada Juni atau Juli, dan industri akan memantau dengan cermat untuk melihat apakah Xiaomi dapat mempertahankan momentum pertumbuhannya.