Nusantaratv.com - Goldman Sachs, bank investasi global asal Amerika Serikat (AS), baru-baru ini merevisi prediksi penjualan kendaraan listrik Xiaomi, yang menunjukkan potensi pertumbuhan dan keuntungan besar dalam beberapa tahun mendatang.
Dalam laporan terbaru, seperti dikutip dari ArenaEV, Jumat (17/1/2025), analis Goldman Sachs yang dipimpin Timothy Zhao memproyeksikan Xiaomi akan menjual sekitar 350.000 unit kendaraan listrik pada tahun 2025, dan sekitar 655.000 unit pada 2026.
Hal ini menunjukkan peningkatan signifikan dari sebelumnya. Xiaomi, yang sebelumnya dikenal sebagai produsen ponsel dan skuter elektrik, kini menjadi pemain penting di industri kendaraan listrik.
Langkah raksasa teknologi asal China itu dimulai dengan peluncuran sedan listrik pertama mereka, yakni SU7, pada Maret 2024. Model ini tersedia dalam tiga varian, yakni Standar, Pro, dan Max, dengan harga mulai dari RMB 215.900 (sekitar Rp482,44 juta) hingga RMB 299.900 (sekitar Rp670,14 juta).
Xiaomi juga meluncurkan varian performa tinggi, SU7 Ultra, dengan harga mencapai RMB 814.900 (Rp1,82 miliar). Kendaraan listrik kedua Xiaomi, SUV YU7, dijadwalkan akan diluncurkan pada pertengahan 2025.
Masuknya Xiaomi ke pasar SUV yang populer ini diprediksi dapat mendorong penjualan kendaraan listrik mereka lebih lanjut.
Selain itu, Xiaomi juga memperkuat kemampuan produksinya dengan membangun pabrik baru di Yizhuang, Beijing, yang diperkirakan akan mulai beroperasi penuh pada Juni 2025 dengan kapasitas produksi tahunan sebesar 300.000 unit.
Goldman Sachs menyebutkan, strategi Xiaomi yang mengutamakan "produk unggulan" yakni kendaraan listrik berkualitas tinggi dengan fitur-fitur canggih, akan menjadi kunci sukses mereka.
Bank investasi ini juga memperkirakan Xiaomi dapat meraih profitabilitas pada tahun 2026, suatu pencapaian langka di industri kendaraan listrik, mengingat banyak startup kendaraan listrik kesulitan mencapai profit pada tahun-tahun awal.
Sebagai bagian dari komitmen untuk masa depan kendaraan listrik, Xiaomi berencana menginvestasikan hingga RMB 13 miliar (sekitar Rp29,05 triliun) untuk penelitian dan pengembangan (research and development/R&D) pada 2025.
Walaupun menghadapi persaingan ketat dari produsen mobil ternama dan startup kendaraan listrik lainnya, Xiaomi percaya kekuatan merek, keahlian teknologi, dan strategi ekspansi yang agresif akan membuatnya menjadi pemain dominan di pasar kendaraan listrik global.
Jika prediksi Goldman Sachs terbukti benar, Xiaomi akan segera menjadi nama besar di industri kendaraan listrik, setara dengan keberhasilan mereka di pasar smartphone.