Nusantaratv.com - Xiaomi mengumumkan telah mengakuisisi startup teknologi otonom asal Amerika Serikat (AS), Deepmotion.
Langkah itu ditempuh demi mewujudkan ambisinya memasuki industri kendaraan listrik, seperti dikutip dari Hindustan Times, Jumat (27/8/2021). Produsen smartphone asal China ini bahkan rela merogoh kocek sebesar US$77,4 juta atau sekitar Rp1,1 triliun untuk mengakuisisi Deepmotion.
Xiaomi berencana mengembangkan teknologi self-driving Level 4 untuk penawaran mobil listrik.
Presiden Xiaomi Wang Xiang menilai akuisisi Deepmotion dapat mempercepat Xiaomi memasuki pasar kendaraan listrik. Alasannya, Deepmotion memiliki keahlian mengembangkan perangkat lunak bantuan mengemudi.
"Melalui akuisisi ini, kami berharap dapat mempersingkat waktu ke pasar untuk produk kami," kata Wang Xiang.
Sementara itu, Co-founder dan CEO Xiaomi Lei Jun sebagai pimpinan proyek kendaraan listrik. Bahkan dalam tahap awal proyek, perusahaan berencana mengucurkan dana sebesar US$10 miliar (Rp144 triliun) untuk investasi kendaraan listrik hingga dekade berikutnya.
Di sisi lain, Xiaomi juga telah memulai perekrutan 500 insinyur untuk proyek kendaraan listriknya. Perusahaan juga telah bermitra dengan sejumlah produsen mobil dan otoritas lokal. Kabarnya, Xiaomi berencana bekerja sama dengan produsen otomotif China, Great Wall Motors.
Selain itu, perusahaan yang berpusat di Beijing ini juga berencana berinvestasi dengan Black Sesame Technologies, startup yang mengembangkan chip dan sistem kecerdasan buatan untuk mobil.
Kendaraan listrik besutan Xiaomi ini nantinya akan mengarah pada mobilitas modern dan dilengkapi teknologi maju dengan daftar gadget, fitur, dan sistem bantuan berkendara. Ini menjadi langkah besar bagi Xiaomi di masa depan.
Diketahui, Xiaomi bukanlah satu-satunya produsen smartphone yang berencana memasuki pasar kendaraan listrik. Sebelumnya, sejumlah produsen ponsel seperti Huawei, Oppo, dan Apple juga sudah mengumumkan rencananya untuk terjun ke industri kendaraan listrik.