Nusantaratv.com - Perusahaan otomotif asal Jerman, Volkswagen (VW), berambisi memperluas penawaran kendaraan kelas atas maupun bawah mereka di pasar China.
Hal itu dikatakan CEO Mobil Penumpang Volkswagen Ralf Brandstaette, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (17/1/2023). Menurutnya, China merupakan negara yang bergerak cepat dan kompetitif sebagai pusat industri dunia.
Menurut data dari broker CMBI, Volkswagen telah lama mendominasi pasar mobil bermesin pembakaran internal di China, namun untuk kendaraan listrik masih tertinggal dari pesaingan domestik, salah satunya BYD, yang menjual 40.046 kendaraan listrik antara 1-8 Januari dibandingkan dengan Volkswagen yang hanya menjual 1.962 unit.
"Kami tidak ingin menyerah pada kompetisi ini. Kami ingin berpartisipasi," kata Brandstaetter.
Ketika ditanya apakah Volkswagen berambisi menjadi produsen mobil asing nomor satu di China untuk kendaraan listrik. Dia mengatakan "Kami ingin memainkan peran utama," lanjutnya.
Produsen mobil tersebut mempercepat target mereka untuk memasarkan model-model kendaraan terbaru dari empat tahun menjadi 2,5 tahun guna memangkas jarak dari para pesaingnya di Negeri Tirai Bambu tersebut, dengan melakukan penelitian dan pengembangan untuk model-model di China secara berkelanjutan.
"Kami memberi diri kami lebih banyak waktu karena standar kualitas kami, tetapi kami bisa lebih cepat," tambah Brandstaetter.
Dia mengungkapkan perusahaan berencana merilis ID.7 kelas atas di Cina, serta model terbaru ID.4 seperti sedan atau SUV (sport utility vehicle) yang lebih kecil, meskipun bukan ID.2 entry-level yang direncanakan untuk pasar Eropa.
Brandstaetter mengaitkan pertumbuhan cepat pasar China dengan kendaraan listrik yang lebih murah, dimana untuk ID.4 harganya hampir lima kali lipat di Jerman daripada di China.
Dia mengungkapkan Volkswagen harus bertindak guna mencapai posisi yang kuat di China. Hal itu mengacu pada perdebatan yang sedang berlangsung di Jerman tentang bagaimana mendiversifikasi hubungan ekonominya agar tidak terlalu bergantung pada China.
"Diversifikasi tidak berarti menutup di China dan meningkatkan Amerika. Itu berarti terus menggunakan peluang pasar di China dan meningkatkan Amerika," tukas Brandstaetter.