Nusantaratv.com - Pabrikan smartphone asal China, Xiaomi, dilaporkan sedang menggarap dua kendaraan listrik.
Model pertama ditargetkan bisa bersaing langsung dengan mobil listrik Tesla Model 3, menurut sebuah laporan media lokal, seperti dikutip dari GSM Arena, Senin (9/1/2023).
Model pertama kendaraan listrik Xiaomi, memiliki nama kode 'Modena'. Kendaraan ini disebutkan lebih besar dan lebih bertenaga dibandingkan Tesla. Mobil listrik ini akan dibanderol dengan harga yang sama dengan XPeng's P7.
Xiami dilaporkan sedang mempertimbangkan dua versi kendaraan yang berbeda. Satu dengan harga mulai antara RMB 260.000 (sekitar Rp595,8 juta) dan RMB 300.000 (sekitar Rp687,5 juta).
Sementara satu mobil listrik lainnya dibanderol dengan harga yang lebih mahal, yakni RMB 350.000 (sekitar Rp801,8 juta). Model yang lebih terjangkau diperkirakan akan ditenagai oleh paket baterai lithium besi fosfat 400V BYD standar, dan akan dijual kepada masyarakat umum.
Mobil listrik Xiaomi unjuk gigi di jalanan tantang Tesla Model 3. (GSM Arena)
Kendaraan ini juga akan menampilkan banyak sensor yang dikembangkan dalam kemitraan dengan perusahaan Jerman Continental, termasuk kamera dan radar lima mmWave yang serupa dengan yang digunakan Li Auto Li ONE 2021.
Varian dengan harga lebih tinggi akan dibangun pada arsitektur 800V tegangan tinggi dan akan menggunakan Baterai Qilin CATL, yang dapat diisi dari 0 hingga 80 persen hanya dalam 15 menit.
Di mana unit ini akan dilengkapi dengan prosesor Orin X dari Nvidia, serta LiDAR dan algoritma yang dikembangkan oleh Xiaomi. Kedua versi akan memiliki kokpit pintar yang ditenagai prosesor Qualcomm 8295. Ini akan digunakan untuk pertama kalinya pada Jidu ROBO-01 akhir tahun ini.
Kendaraan produksi kedua Xiaomi, dengan nama kode 'Le mans', dijadwalkan untuk debut pada 2025 dan akan menampilkan tiga motor dengan perangkat lunak kontrol internal.
Kendaraan akan dibangun di atas platform yang sama dengan yang pertama. Pada Maret 2021, Xiaomi mengumumkan akan memasuki industri otomotif, dengan investasi pertama sebesar RMB 10 miliar (sekitar Rp23 triliun).
Sedangkan untuk proyeksi investasi lebih lanjut sebesar US$10 miliar (sekitar Rp155,6 triliun) selama dekade berikutnya. Perusahaan menandatangani kontrak dengan Komite Manajemen Area Pengembangan Ekonomi dan Teknologi Beijing pada November 2021 untuk membangun fasilitas 300.000 unit per tahun di Yizhuang, bersama dengan basis kantor pusat untuk industri otomotifnya dan kantor pusat penjualan serta research and development (R&D).
Pabrik tersebut akan dibangun dalam dua tahap, dengan kapasitas produksi tahunan sebesar 150.000 kendaraan di setiap tahapnya. Diharapkan mobil listrik Xiaomi bisa diproduksi massal mulai 2024.