Nusantaratv.com - Kecelakaan lalu lintas di Indonesia terbilang tinggi alias masih belum kunjung menurun dengan kerugian material hingga ratusan miliar rupiah, melahirkan komunitas peduli lalu lintas yang mengupayakan berkendara cerdas.
Secara makro, Indonesia memiliki organisasi keselamatan berkendara, yakni Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) yang di dalamnya terdapat para pakar transportasi, baik akademisi hingga praktisi.
Namun seiring perkembangan dinamika berkendara, khususnya lalu lintas darat, kini telah muncul wadah-wadah kecil yang berisi para praktisi ahli dalam berkendara aman (safety driving), khususnya defensive driving yang pada intinya mengajarkan teknik mengemudi untuk menjauhi potensi kecelakaan.
Instruktur Defensive Driving Training (DDT) PT Davai Karya Pratama, Ade Muhammad Arbi, mengungkapkan teknik DDT sangat direkomendasikan kepada seluruh masyarakat yang aktif berkendara, baik yang dilatarbelakangi profesi maupun yang memang harus berkendara pulang pergi dari rumah ke kantor.
"Kami berfokus agar peserta selesai mengikuti pelatihan, dapat menjadi pengendara selalu mempunyai sikap mengemudi yang selalu waspada terhadap bahaya dan selalu memperagakan cara berkendara yang baik dimana output-nya dapat memberikan keamanan dan keselamatan," jelas Ade Muhammad Arbi usai menggelar pelatihan mengendarai kendaraan roda 4 untuk belasan karyawan PT Tower Bersama, di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (29/8/2024).
Lebih lanjut, komunitas berkendara aman Buckle-Up Indonesia, yang memiliki perhatian yang sama atas tingginya angka kecelakaan berlalu lintas di Indonesia, mengungkapkan penyebab utama kecelakaan berlalu lintas adalah akibat pengemudi yang baru bisa mengendarai motor atau mobilnya, namun belum paham cara berkendara.
"Baru sampai tahap bisa berkendara, tapi belum paham berlalu lintas, sudah turun ke jalan raya yang super sibuk," ungkap founder Buckle-Up Indonesia, Agung Yuniharto.
Teknik Defensive Driving Training sangat direkomendasikan kepada seluruh masyarakat yang aktif berkendara, baik yang dilatarbelakangi profesi maupun yang memang harus berkendara pulang pergi dari rumah ke kantor. (Foto: Istimewa)
Catatan tahunan pihak Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) selama Januari-November 2023 mengungkap tren kecelakaan lalu lintas masih meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.
Mengutip data laman MTI, dikatakan jumlah kecelakaan lalu lintas sepanjang 2023 meningkat 6,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Data tersebut kemudian ditambahkan oleh pihak kepolisian berdasarkan rilis informasi pihak Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Polri, dimana total kerugian material yang diakibatkan kecelakaan lalu lintas sepanjang 2023 mencapai Rp258,18 miliar.
Meski begitu, pihak KNKT (Komisi Nasional Keselamatan Transportasi) berdasarkan temuan investigasi mengklaim meskipun telah terjadi peningkatan kecelakaan lalu lintas, namun
angka kematian akibat kejadian tersebut menunjukkan tren menurun.
Wakil Ketua Umum Bidang Keselamatan Transportasi MTI, Rivan A. Purwantoro, mengungkapkan terdapat penanganan yang baik, sehingga menyebabkan kasus fatalitas turun hampir 6,5 persen.