Nusantaratv.com - Mobil listrik Tesla Model S 2022 yang terlibat dalam kecelakaan fatal baru-baru ini menggunakan mode "Full Self-Driving (FSD)".
Insiden tersebut merenggut nyawa seorang pengendara sepeda motor berusia 28 tahun bernama Jeffrey Nissen di wilayah Seattle, Washington, Amerika Serikat (AS).
Hal itu berdasarkan perekaman data kejadian mobil tersebut, seperti dikutip dari Engadget, Jumat (2/8/2024).
Pengemudi Tesla berusia 56 tahun yang tidak disebutkan namanya itu mengakui kepada polisi jika dia menggunakan ponselnya saat fitur bantuan pengemudi diaktifkan.
Kendaraan itu menabrak bagian belakang sepeda motor hingga membuat Nissen terjepit di bagian bawah kendaraan. Paramedis menyatakan Nissen meninggal di tempat kejadian kecelakaan.
Kecelakaan di Seattle terjadi hanya beberapa hari sebelum Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) AS menyimpulkan tinjauan yang menghubungkan 14 kematian yang disebabkan oleh 13 kecelakaan dengan melibatkan kendaraan Tesla yang beroperasi dalam mode Autopilot.
"Sistem keterlibatan pengemudi Tesla yang lemah tidak sesuai dengan kemampuan pengoperasian Autopilot yang permisif, dan mode Full Self-Driving tidak cukup memastikan pengemudi tetap fokus pada tugas mengemudi," demikian kesimpulan laporan NHTSA.
Baca Juga: Tesla Mulai Luncurkan Update FSD v12.5.1
Sementara itu, The Wall Street Journal (WSJ) melakukan investigasi terhadap mode Autopilot Tesla menggunakan data yang diperoleh dari mobil-mobil yang terlibat dalam kecelakaan dan menerbitkan temuannya pada Senin.
Laporan video tersebut menemukan jika Tesla melaporkan lebih dari 1.000 kecelakaan kepada NHTSA sejak 2016. Data yang diperoleh WSJ dari 222 kecelakaan tersebut menetapkan jika 44 kecelakaan terjadi dalam mode Autopilot.
CEO Tesla Elon Musk telah berjanji untuk membuat mobil otonom selama bertahun-tahun. Janji Musk yang menimbulkan masalah keselamatan pada kendaraan tersebut mendorong Senator Ed Markey dan Richard Blumenthal mengeluarkan surat kepada Komisi Perdagangan Federal (FTC) yang mendesak untuk membuka penyelidikan terhadap praktik "iklan dan pemasaran yang menyesatkan" Tesla untuk mode Autopilot dan Full Self-Driving.
Tahun lalu, NHTSA menarik lebih dari 2 juta kendaraan Tesla karena kekhawatiran tentang kurangnya perhatian pengemudi selama mode Autopilot.
Di sisi lain, Musk juga menjanjikan "satu juta taksi robot" pada 2019 hingga akhir tahun berikutnya. Empat tahun kemudian, perusahaan mobil listrik asal AS tersebut masih menunda peluncuran inisiatif taksi robotnya karena perubahan desain.