Nusantaratv.com - Mercedes-Benz akan berhenti memaksa konsumen mereka khususnya di Amerika Serikat (AS) dengan menawarkan kendaraan listrik.
Pabrikan mobil asal Jerman itu mengatakan, biarkan pembeli yang menentukan pilihan kendaraan yang diinginkan. Hal itu seperti disampaikan para eksekutif perusahaan pada pengecer Amerika Utara dalam rangkaian acara tiga hari di Stuttgart, Jerman, pada pekan lalu.
Eksekutif perusahaan mengatakan merek tersebut akan meningkatkan ketersediaan pilihan mesin pembakaran internal (internal combustion engine/ICE) dan kendaraan hybrid pada tahun ini.
Perusahaan memperkirakan persentase penjualan kendaraan listriknya tidak akan meningkat secara dramatis pada 2024. "Konsumen Amerika tidak ingin diberitahu apa yang harus dibeli, mereka menginginkan pilihan," kata seorang pengecer dealer yang menghadiri acara tersebut, dilansir dari Carscoops, Selasa (30/4/2024).
"Mereka tidak akan memaksakan (kendaraan listrik) di pasar. Mereka akan membiarkan pasar mendikte," tambah yang lain.
Mercedes mengungkapkan bakal lebih fleksibel dengan strategi powertrain-nya, mengembalikan lagi kuasa kepada konsumen untuk menentukan pasar. Hal ini menyusul fakta lapangan yang menunjukkan daya serap konsumen yang tidak secepat ekspektasi perusahaan dan legislator untuk segera beralih ke mobil listrik.
Isu tersebut akhir-akhir ini juga tengah bergulir di ranah pemangku kebijakan AS yang kemudian menunjukkan sedikit penurunan optimisme mandat elektrifikasi pada 2030.
Baca Juga: Dapat Sertifikasi di China, Begini Tampang Mobil Listrik Denza Z9 GT Besutan BYD dan Mercedes-Benz
Mercedes akan meningkatkan pasokan pilihan mesin pembakaran internal dan hybrid pada tahun ini dan tidak akan menaruh ekspektasi pada lonjakan dramatis persentase penjualan kendaraan listriknya, setidaknya hingga akhir tahun ini.
"Setiap pengecer dealer prihatin dengan transisi ke elektrifikasi ini dan apakah hal ini sesuai dengan kecepatan konsumen?" sebut Ketua Dewan Dealer Mercedes-Benz, Joseph Agresta Jr.
"Kita semua telah melihat permintaan pelanggan terhadap BEV pada tingkat tertentu menurun. Jadi kita harus memiliki powertrain yang diinginkan pelanggan," tambahnya.
Pihaknya menyebutkan akan memperluas penawaran model plug-in hybrid di semester kedua tahun ini dengan GLC PHEV. Selain itu, Mercedes juga menjanjikan untuk berinvestasi pada mesin V8 hingga dekade selanjutnya, karena permintaan yang signifikan di Amerika Utara.
Perusahaan akan menghadirkan 25 model baru ke showroom di sana tahun ini dan memperkirakan akan menjual sekitar 50.000 lebih banyak coupe, sedan, crossover, dan SUV dibanding tahun 2023.
Perluasan opsi powertrain ini akan diladeni Mercedes dengan menghadirkan model baru CLA listrik, pembaruan S-Class dan GLE, menambahkan versi baru GLA, GLB, dan GLC, serta penyegaran pada C-Class.
Dalam acara tersebut, CEO Mercedes Ola Källenius mengatakan mereknya tidak tertarik mengejar angka penjualan dan juga tidak akan menurunkan harga. Sebaliknya, hal ini akan memberikan nilai lebih bagi konsumen dibandingkan dengan menurunkan harga eceran.
Melepaskan dorongannya atas penjualan mobil listrik, Mercedes kini justru ingin mendorong penjualan divisi performa miliknya, AMG.