Rencana UE Kenakan Tarif Tambahan yang Targetkan Kendaraan Listrik China Dinilai Lemahkan Transformasi Ramah Lingkungan

Nusantaratv.com - 20 Juni 2024

Kendaraan listrik sedang melakukan pengisian daya di pinggiran jalan Kota London, Inggris, 19 Oktober 2021. (Foto: Dok/Toby Melville/Reuters)
Kendaraan listrik sedang melakukan pengisian daya di pinggiran jalan Kota London, Inggris, 19 Oktober 2021. (Foto: Dok/Toby Melville/Reuters)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Rencana Uni Eropa (UE) untuk mengenakan tarif tambahan atas impor kendaraan listrik (electric vehicle/EV) China akan melemahkan transformasi ramah lingkungan dan rendah karbon serta respons global terhadap perubahan iklim.

Pernyataan itu disampaikan juru bicara Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China, Li Chao saat konferensi pers, seperti dikutip dari Xinhua, Kamis (20/6/2024). 

Komisi Eropa pada 12 Juni mengumumkan keputusan awal untuk mengenakan tarif sementara pada kendaraan listrik yang diimpor dari China setelah penyelidikan anti-subsidi. 

Bea masuk yang telah diungkapkan sebelumnya berkisar antara 17,4 persen hingga 38,1 persen, di samping bea kendaraan standar sebesar 10 persen yang sudah berlaku.

"Dengan mengabaikan fakta dan aturan serta hasil yang diperkirakan sebelumnya, penyelidikan tersebut sebenarnya dipersenjatai dan dipolitisasi, sehingga membahayakan persaingan yang sehat demi menjaga persaingan," kata Li.

"Praktek telah sepenuhnya membuktikan bahwa proteksionisme perdagangan yang picik bukanlah suatu pilihan," tambahnya.

Li memperingatkan, tarif yang diusulkan, jika diterapkan, tidak hanya akan merugikan perusahaan China, tetapi juga menghambat perkembangan sehat jangka panjang perusahaan-perusahaan Uni Eropa serta mengganggu dan mendistorsi industri otomotif global dan rantai pasokan, termasuk bagian di dalam UE.

Dia mencatat langkah-langkah tersebut tidak hanya akan merugikan kepentingan konsumen Uni Eropa, tetapi juga memperburuk ketergantungan Uni Eropa pada bahan bakar fosil asing serta menghambat upaya transformasi Uni Eropa yang ramah lingkungan dan rendah karbon.

China mendukung perusahaan otomotif di semua negara berpartisipasi dalam persaingan yang sehat dan berdedikasi untuk menjaga stabilitas industri otomotif global dan rantai pasokan.

"Uni Eropa akan berpikir dan bertindak dengan hati-hati, menghormati hukum ekonomi dasar dan peraturan Organisasi Perdagangan Dunia, memperhatikan seruan dari industrinya sendiri, dan memperbaiki praktik-praktik yang salah," tukas Li.

 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close