Nusantaratv.com - Produksi tahunan kendaraan energi baru (new energy vehicle/NEV) atau kendaraan listrik di China melampaui tonggak sejarah.
Jumlah produksi mobil listrik di Negeri Tirai Bambu itu mencapai 10 juta unit untuk pertama kalinya pada Kamis (14/11/2024), seperti dikutip dari Xinhua. Pencapaian tersebut sebagai upaya percepatan menuju masa depan yang lebih hijau.
Dalam sebuah perayaan yang digelar di Wuhan, Provinsi Hubei, yang merupakan kota terpadat di China bagian tengah, sebuah SUV listrik Voyah Zhiyin berwarna merah muda meluncur dari jalur produksi, sementara video yang memperlihatkan kendaraan listrik dari berbagai perusahaan yang diproduksi juga diputar, menandai pencapaian baru industri otomotif China.
Acara tersebut dihadiri oleh perwakilan dari produsen mobil China seperti FAW, Dongfeng, Chery, dan BYD. Para analis yakin ini merupakan momen bersejarah, tidak hanya bagi transformasi industri otomotif negara ini, tetapi juga bagi peralihan global menuju transportasi hijau.
"Mengembangkan industri energi baru dan memajukan transisi menuju hijau dan rendah karbon merupakan tujuan bersama bagi negara-negara di seluruh dunia," ujar Wakil Menteri Perindustrian dan Teknologi Informasi China, Xin Guobin.
Dia mencatat, kendaraan energi baru memainkan peran krusial dalam upaya global untuk memerangi perubahan iklim dan melindungi lingkungan.
Sementara itu, Wakil Presiden Eksekutif sekaligus Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Produsen Otomotif China (China Association of Automobile Manufacturers/CAAM), Fu Bingfeng mengatakan, pencapaian ini merupakan tonggak sejarah bagi industri otomotif China, dan bukti kontribusi negara tersebut yang terus meluas terhadap pembangunan hijau global dan pengurangan karbon.
Berdasarkan data resmi, pangsa pasar NEV di China hanya di atas 1 persen pada 2015 tetapi sejak itu melonjak berkat percepatan transisi hijau ekonomi China.
Pada Juli tahun ini, NEV membuat sejarah dengan melampaui kendaraan bertenaga bahan bakar untuk pertama kalinya dalam hal pangsa pasar, dengan penjualan eceran secara nasional mencapai 878.000 unit, atau menguasai 51,1 persen pasar domestik.
Mempromosikan peralihan ke arah yang lebih ramah lingkungan dalam industri otomotif merupakan tren yang sedang berkembang. Pengembangan industri NEV di China sejalan dengan meningkatnya permintaan di pasar otomotif global.
Laporan Badan Energi Internasional menunjukkan, mobil listrik, baik yang menggunakan baterai listrik maupun mobil plug-in hybrid (PHEV), menyumbang sekitar 18 persen dari seluruh mobil yang terjual di seluruh dunia pada 2023, naik dari 14 persen pada 2022 dan hanya 2 persen pada 2018.
"Tren ini menunjukkan pertumbuhan tetap kuat seiring makin tumbuhnya pasar mobil listrik," kata laporan itu.
Industri kendaraan listrik China terutama melayani pasar domestik dan ekspor kendaraan listrik negara itu hanya merupakan sebagian kecil dari total produksinya.
Meskipun sekitar 9,59 juta kendaraan listrik diproduksi di negara itu tahun lalu, hanya sekitar 12 persen di antaranya yang diekspor.
Menurut data dari CAAM, penjualan NEV domestik di China mencapai 8,692 juta unit dalam 10 bulan pertama tahun ini, yang berarti lebih dari delapan kali lipat kapasitas ekspor NEV selama periode yang sama.
Kapasitas penjualan domestik mengalami peningkatan tahun-ke-tahun sebesar 38,3 persen, dengan tingkat pertumbuhan lebih dari 30 poin persentase lebih tinggi daripada ekspor.
"Pengembangan aktif kendaraan energi baru di China terutama didorong oleh meningkatnya permintaan dari konsumen domestik. Dari perspektif struktur penjualan, fokusnya adalah pada penjualan domestik, dan proporsi ekspornya tidak tinggi," kata Bai Ming, seorang peneliti di Akademi Perdagangan Internasional dan Kerja Sama Ekonomi China di bawah Kementerian Perdagangan.
Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan mobil internasional seperti Tesla, BMW, dan Toyota semuanya aktif memperluas produksi NEV mereka di China.
Misalnya, Toyota telah mendirikan salah satu pusat pengujian serta penelitian dan pengembangan (research and development/R&D) luar negeri terbesarnya di Changshu, Provinsi Jiangsu, di China timur, dan baru-baru ini membuka pusat penelitian teknologi canggih di Shanghai.
Tesla mulai membangun pabrik raksasa di Shanghai pada Mei untuk memproduksi baterai penyimpan energi Megapack.
"China selalu mempertahankan sikap terbuka dan kooperatif, mempromosikan kerja sama industri yang lebih erat antara perusahaan otomotif dalam dan luar negeri, serta berbagi peluang untuk pengembangan di industri NEV," kata Bai Ming.
Di tengah babak baru revolusi teknologi dan industri, industri otomotif global tengah menyaksikan perubahan drastis di berbagai bidang seperti teknologi, produk, model bisnis, dan ekosistem.
Untuk mendorong pengembangan industri NEV berkualitas tinggi, sangat penting untuk memperkuat pertukaran dan kerja sama dengan perusahaan dari berbagai negara, kata Xin Guobin, sambil menyerukan upaya kolaboratif dalam penelitian dan pengembangan teknologi utama.