Populasi Mobil Hybrid Diperkirakan Capai 70 Ribu Unit hingga Akhir 2024

Nusantaratv.com - 28 Juli 2024

Suzuki All New Ertiga Hybrid Cruise menjadi salah satu kendaraan yang dipamerkan pada ajang GIIAS 2024. (Foto: Istimewa)
Suzuki All New Ertiga Hybrid Cruise menjadi salah satu kendaraan yang dipamerkan pada ajang GIIAS 2024. (Foto: Istimewa)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Populasi mobil hybrid (gabungan bensin dan listrik) diperkirakan akan terus meningkat dan dapat mencapai 70 ribu unit hingga akhir 2024.

Hal itu diungkapkan Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) Yohanes Nangoi.

"Jadi kalau saya lihat mungkin mobil hybrid di akhir tahun bisa mencapai sekitar 65 ribu hingga 70 ribu unit, berarti ada peningkatan lagi," ujar Yohanes Nangoi, di ICE BSD City, Tangerang, Banten, Sabtu (27/7/2024) malam.

Data populasi mobil hybrid, kata dia, terus meningkat setiap tahunnya. Tercatat jumlah kendaraan rendah emisi tersebut pada 2022 sebanyak 10 ribu unit, dan melonjak drastis pada 2023 yang mencapai angka 55 ribu unit.

Yohanes Nangoi menambahkan, pada tahun ini, tercatat populasi mobil hybrid telah mencapai nyaris 32 ribu unit hingga Mei 2024.

Menurutnya, kesadaran masyarakat akan keunggulan efisiensi mobil hybrid dalam hal konsumsi bahan bakar menjadi salah satu alasan utama mobil tersebut laris di pasar.

"Karena memang masyarakat sudah mulai menyadari yang namanya mobil hybrid itu lebih hemat bahan bakar fosil, dan emisi gas buangnya lebih baik. Harganya juga mulai berkompetisi," imbuhnya, seperti dikutip dari Antara

Di sisi lain, pertumbuhan mobil listrik sepenuhnya atau Battery Electric Vehicle (BEV), tak segesit mobil hybrid. Meski begitu, Yohanes Nangoi menyebut tren penyebarannya terus meningkat dari tahun ke tahun.

Dia mencatat, penjualan mobil listrik pada 2022 mencapai 10 ribu, dan 17 ribu unit pada 2023. Kemudian hingga Mei 2024 penjualan mobil listrik telah mencapai 13 ribu unit.

"Perhitungan saya ekstrapolasi mungkin akhir tahun bisa mencapai angka 30 ribu unit (BEV), cukup bagus peningkatan, tapi memang dibandingkan dengan hybrid, memang hybrid jauh lebih meningkat," jelasnya.

Diungkapkannya, salah satu penyebab pertumbuhan mobil listrik yang tak secepat mobil hybrid yakni ketersediaan infrastruktur dan harga jual yang masih relatif tinggi.

"Kenapa bisa begitu? Mobil listrik memerlukan infrastruktur khusus, kemudian harganya masih lebih tinggi daripada mobil biasanya, dan masyarakat masih memperhatikan dulu. Tapi semuanya membaik," tukas Yohanes Nangoi.

 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close