Penjualan Mobil di China Turun Lima Bulan Beruntun, NEV Melonjak Berkat Subsidi Pemerintah

Nusantaratv.com - 10 September 2024

Petugas keamanan berdiri di stan BYD di pameran Auto Shanghai, di Shanghai, China, 19 April 2023. (Foto: Dok/Aly Song/Reuters)
Petugas keamanan berdiri di stan BYD di pameran Auto Shanghai, di Shanghai, China, 19 April 2023. (Foto: Dok/Aly Song/Reuters)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Penjualan kendaraan penumpang secara keseluruhan di China mengalami penurunan pada Agustus 2024.

Laporan ini merupakan penurunan penjualan mobil selama lima bulan berturut-turut, menurut Asosiasi Mobil Penumpang China (China Passenger Car Association/CPCA), pada Senin (9/9/2024).

Sementara penjualan kendaraan energi baru (new energy vehicle/NEV) atau kendaraan listrik dan plug-in hybrid melonjak, didukung subsidi pemerintah untuk opsi mobil yang lebih ramah lingkungan.

CPCA melaporkan penjualan mobil mengalami penurunan 1,1 persen dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu, dengan total 1,92 juta kendaraan terjual. Angka penurunan ini tidak terlalu tajam dibandingkan dengan penurunan 3,1 persen yang terjadi pada Juli.

Di sisi lain, penjualan NEV, yang mencakup model all-electric dan plug-in hybrid, melonjak sebesar 43,2 persen, mencapai rekor 53,5 persen dari total penjualan mobil untuk bulan tersebut. 

Peningkatan ini disebabkan pemimpin kendaraan listrik (EV) lokal BYD, yang mencapai rekor penjualan, dan pesaingnya pabrikan mobil listrik asal Amerika Serikat (AS) Tesla, yang mengalami bulan penjualan terbaiknya pada 2024. 

Peningkatan penjualan NEV sebagian disebabkan oleh subsidi pemerintah China, yang menawarkan hingga 20.000 yuan (sekitar Rp43,4 juta) untuk pengemudi yang menukar mobil bertenaga bensin mereka dengan NEV.

Sementara mereka yang memilih kendaraan bermesin lebih kecil dapat menerima hingga 15.000 yuan (sekitar Rp32,5 juta). Insentif ini merupakan bagian dari upaya China untuk mengurangi polusi dan mempromosikan kendaraan yang lebih bersih.

Menanggapi pergeseran belanja konsumen, produsen mobil listrik China, Nio dan Xpeng telah memperkenalkan merek-merek dengan harga yang lebih terjangkau pada awal tahun ini guna menarik pasar yang lebih luas.

"Lebih dari 80 persen pemohon subsidi tukar tambah memilih untuk membeli NEV," kata Sekretaris Jenderal CPCA Cui Dongshu, seperti dilansir dari Reuters, Selasa (20/9/2024).

Terlepas dari pertumbuhan penjualan NEV, dealer mobil tradisional menghadapi tantangan, dengan penurunan harga dan lebih dari separuhnya melaporkan kerugian pada paruh pertama tahun ini. 

Hal ini menunjukkan peningkatan kerugian sebesar 7,3 poin persentase dibandingkan dengan tahun sebelumnya, menurut Asosiasi Dealer Mobil China.

Penurunan ini juga berdampak pada dealer-dealer besar, dengan China Grand Automotive Services, yang merupakan dealer terbesar kedua di negara ini, dikeluarkan dari bursa saham Shanghai pada Agustus karena sahamnya diperdagangkan di bawah nilai nominal selama 20 hari berturut-turut.

 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close