Penjualan Kendaraan Listrik Global Diperkirakan Tumbuh 30% pada 2025

Nusantaratv.com - 30 Desember 2024

Ilustrasi. Kendaraan listrik sedang melakukan pengisian daya. (Foto: Pxfuel)
Ilustrasi. Kendaraan listrik sedang melakukan pengisian daya. (Foto: Pxfuel)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Apakah tren kendaraan listrik bakal berakhir? Analis ungkap tren ini belum akan berakhir.

Mereka memperkirakan penjualan kendaraan listrik akan mengalami pertumbuhan hingga 30% pada 2025, meskipun sejumlah produsen mobil mengurangi rencana elektrifikasi mereka karena alasan lemahnya permintaan.

Melansir Carscoops, Senin (30/12/2024), para ahli di S&P Global Mobility memperkirakan penjualan kendaraan listrik bertenaga baterai (BEV) akan mencapai 15,1 juta unit pada tahun depan, menjadikan pangsa pasarnya mencapai 16,7 persen dari total penjualan mobil global.

Kendati angka penjualan pada 2024 belum final, diperkirakan penjualan BEV akan mencapai 11,6 juta unit, dengan pangsa pasar sebesar 13,2 persen.

India Akan Tumbuh, AS Bergantung pada Kebijakan Donald Trump

Pertumbuhan ini diprediksi akan bervariasi antar wilayah, dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kebijakan pemerintah, insentif, tarif, dan ketersediaan infrastruktur pengisian daya yang memadai.

Tabel di bawah ini menggambarkan perbedaan permintaan kendaraan listrik di berbagai belahan dunia.

Wilayah        Pangsa Pasar Kendaraan Listrik    Perubahan Y0Y (2024 vs 2025)

- Eropa          20,4 persen                                        43,4 persen 
- AS               11,2 persen                                        36,0 persen
- China          29,7 persen                                        19,7 persen
- India            7,5 persen                                          117 persen
- Global         16,7 persen                                         29,9 persen

Di India, misalnya, mobil listrik diperkirakan hanya akan menyumbang 7,5 persen dari total penjualan, meskipun ada lonjakan 117 persen dalam permintaan tahun ke tahun, menunjukkan perkembangan pesat kendaraan listrik di negara tersebut.

Di AS, penjualan kendaraan listrik diproyeksikan tumbuh 36 persen, mencapai 11,2 persen dari total pasar. Keberhasilan ini sangat bergantung pada kebijakan presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, terkait keringanan pajak dan tarif impor untuk kendaraan listrik.

China Terus Tumbuh

China tetap menjadi pemimpin dalam penjualan kendaraan listrik, dengan proyeksi pangsa pasar hampir 30 persen pada 2025. Namun, karena pangsa pasar yang sudah sangat besar, laju pertumbuhannya diperkirakan akan lebih lambat, hanya meningkat 20 persen dibandingkan 2024.

Meski demikian, penjualan kendaraan listrik di China diperkirakan akan melampaui penjualan mobil berbahan bakar bensin pada 2025, yang sekaligus akan melebihi target pemerintah untuk mencapai 50 persen kendaraan listrik dari total penjualan mobil baru pada 2035.

Namun, meskipun prediksi menunjukkan bahwa tren ini akan terus berlanjut, analis memperingatkan adanya kelebihan pasokan model, persaingan yang ketat, dan perang harga yang bisa menyebabkan banyak merek lokal gulung tikar.

Selain itu, produsen mobil asal Eropa, Jepang, dan AS yang sebelumnya dominan di pasar mobil terbesar dunia kini menghadapi penurunan tajam dalam penjualan, seiring dengan beralihnya pembeli ke merek-merek domestik. 

Pada 2020, mobil asing mencakup 64 persen dari total penjualan mobil baru di China, namun pada 2024, pangsa tersebut diperkirakan turun menjadi hanya 37 persen.

Eropa Masih Tumbuh, Meski Jerman Mengalami Masalah

Meski penjualan kendaraan listrik di Jerman selama tahun ini mengalami penurunan akibat pencabutan subsidi negara, pasar kendaraan listrik di Eropa diperkirakan tetap tumbuh. 

Penurunan ini, ditambah dengan penurunan serupa di China, menyebabkan perusahaan seperti Volkswagen (VW) Group menghadapi tantangan besar, termasuk PHK besar-besaran dan kemungkinan penutupan pabrik.

Meskipun begitu, studi tersebut memperkirakan penjualan kendaraan listrik di Eropa Barat dan Tengah akan tumbuh 43 persen, dengan pangsa pasar mencapai lebih dari 20 persen, meskipun Prancis dan Spanyol berencana mengurangi atau bahkan mencabut subsidi pada 2025.

 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close