Pengemudi di China Berhasil Gugat Tesla Terkait Penipuan

Nusantaratv.com - 01 Oktober 2021

Ilustrasi Tesla Model S. (Motor1)
Ilustrasi Tesla Model S. (Motor1)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Seorang pengemudi China bernama Han Chao berhasil menggugat Tesla Inc., terkait penipuan atas pembelian mobil listrik Model S bekas.

Hal ini menambah panjang daftar masalah bagi perintis mobil listrik di dunia itu di salah satu pasar terpenting kendaraan mereka, seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (1/10/2021). 

Pengadilan Beijing menemukan Tesla telah salah menggambarkan kondisi mobil yang dibeli oleh Han Chao seharga 379.700 yuan atau sekitar Rp842 juta di platform mobil bekas resmi produsen mobil asal Amerika Serikat (AS) itu, menurut salinan putusan yang diposting Han ke akun Weibo-nya. 

Mobil itu ditemukan telah mengalami perbaikan besar setelah kecelakaan sebelumnya, di mana pengadilan menolak pembelaan Tesla jika tanda pengelasan menunjukkan tidak ada 'perubahan struktural' terhadap kendaraan tersebut.

Tesla diperintahkan untuk mengembalikan biaya mobil dan membayar ganti rugi tiga kali lipat dari harga pembelian, dengan total pembayaran lebih dari 1,5 juta yuan (Rp332,8 juta), menurut salinan putusan Han yang diposting. 

Ini adalah pertama kalinya Tesla yang berbasis di Palo Alto, California, AS, terkena penalti sebesar itu di China, outlet media lokal Caijing melaporkan. Panggilan ke pengadilan yang berkuasa, Pengadilan Menengah Rakyat No. 2 Beijing, tidak dijawab. Saham Tesla turun 0,6 persen menjadi US$776,84 pada Kamis (30/9/2021) pukul 09:42 di New York, AS.

Baca Juga: Tesla Gugat Konsumen di China Akibat Pencemaran Nama Baik

Sementara Tesla telah menemukan banyak penggemar setia di seluruh dunia, sedangkan di China terjerat dengan sejumlah pelanggan yang vokal dan tidak puas dengan kendaraan buatannya. Mereka menggunakan kampanye di media sosial untuk menggalang dukungan.

Dalam kasus paling terkenal, seorang pelanggan wanita naik ke atas mobil saat pameran otomotif Shanghai Auto Show 2021 pada April lalu sebagai bentuk protes. Aksi wanita itu pun menjadi viral.

Publisitas yang buruk, bersama dengan pengawasan peraturan yang meningkat tentang masalah keselamatan, keamanan, dan layanan pelanggan, mengakhiri bulan madu Tesla di China, termasuk menjadi satu-satunya produsen mobil asing yang diizinkan untuk sepenuhnya memiliki operasi lokalnya. 

China, pasar kendaraan listrik terbesar di dunia, adalah kunci ambisi global CEO Tesla Elon Musk dan jalan perusahaan menuju profitabilitas berkelanjutan.

"Putusan tersebut dapat dianggap sebagai tonggak dalam perlindungan hak konsumen terhadap perusahaan besar," kata Zhang Xiaoling, mitra di Haodong Law Firm yang berbasis di Beijing.

"Kasus ini dapat meningkatkan kepercayaan konsumen menghadapi situasi serupa dan mungkin akan membawa lebih banyak pengikut," lanjutnya.

Zhang mengkhususkan diri dalam hukum hak-hak konsumen dan sedang menjalankan kasus lain terhadap Tencent Holdings Ltd., yang akan disidangkan pada November mendatang.

Han telah menjadi duri bagi Tesla sejak melontarkan keluhannya. Menggunakan akun Weibo-nya untuk memberikan komentar tentang kasusnya dan menyoroti keluhan orang lain dengan produsen kendaraan listrik, termasuk pemilik Tesla Model X yang juga berhasil menggugat penipuan setelah mobil listriknya tidak sesuai STNK-nya. 

Pengemudi itu menerima pengembalian uang dan kerusakan lebih lanjut yang setara dengan harga pembelian. Memang, perselisihan antara Han dan Tesla kini telah menjadi tit-for-tat hukum. Tesla menggugat Han karena merusak mobil listrik andalannya dan menyebarkan fitnah, setelah dia menyebut produsen mobil itu sebagai 'perusahaan hooligan' dan menuduhnya berbohong ke pengadilan di akun Weibo-nya.

Produsen mobil itu juga mengatakan akan mengajukan banding atas putusan penipuan tersebut. "Kami menantikan dan percaya pengadilan akhirnya akan mengadili sesuai dengan hukum," terang tim hukum Tesla memposting di akun resmi perusahaan sebagai tanggapan atas posting Weibo outlet media lokal. 

Tesla China tidak memberikan komentar lebih lanjut di luar posting tersebut. Sebagai imbalannya, Han menggugat Tesla atas pencemaran nama baik, mengklaim telah menggambarkan dirinya sebagai penyelenggara di belakang layar protes pameran mobil Shanghai. 

Sementara dia telah berhubungan dengan wanita itu, dan mengatakan dia tidak memiliki peran dalam protes tersebut. Han mengatakan Tesla meminta ganti rugi lebih dari 5,85 juta yuan (Rp83 miliar) darinya dan meminta pengadilan membekukan asetnya.

Han, yang menolak untuk diwawancarai, mengatakan di Weibo dia memperjuangkan kasus itu selama 755 hari. "Kepala sekolah tidak pernah terintimidasi oleh ketidakadilan atau persaingan yang hebat, tidak peduli seberapa flamboyan atau kuat kelihatannya. Benar tetap benar, dan yang salah tetap salah," tukas Han.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close