Nusantaratv.com - Pameran otomotif terbesar Beijing Auto Show 2024 resmi digelar pada Kamis, 25 April.
Nama-nama besar di industri otomotif turut berpartisipasi dengan memamerkan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) terbaru.
Seperti dilaporkan Reuters, produsen mobil setidaknya memperkenalkan 117 model baru pada ajang ini. Sementara sebanyak 278 kendaraan energi baru (NEV) atau kendaraan listrik juga turut dihadirlkan.
Pameran yang berlangsung pada 25 April hingga 4 Mei mendatang itu, dihelat di tengah penjualan kendaraan listrik mencapai tonggak sejarah. Hal ini dibuktikan dengan lebih dari 50 persen mobil listrik terjual di Negeri Tirai Bambu tersebut.
Penjualan mendapat tekanan akibat perang harga selama satu tahun belakangan ini yang melemahkan margin keuntungan. Produsen mobil berusaha mengimbangi dengan mengumumkan model dan promosi yang terbaru serta dengan harga yang lebih terjangkau.
"Di pameran mobil Beijing, tidak diragukan lagi tidak ada lagi minat terhadap kendaraan berbahan bakar bensin. Semua orang mencari teknologi terbaru dalam kecerdasan dan elektrifikasi," kata pendiri sekaligus CEO Nio, produsen kendaraan listrik asal China, William Li.
"Kalau Anda datang ke sini, Anda seharusnya sudah tidak ragu lagi dengan kendaraan listrik. Ini sebenarnya bukan masa depan, tapi apa yang sedang terjadi saat ini," sambungnya.
Para pengunjung membanjiri stan pabrikan mobil China seperti BYD dan pendatang baru di industri otomotif yakni Xiaomi. CEO Xiaomi Lei Jun mengatakan pesanan untuk mobil listrik pertama yakni sedan sporty SU7 telah mencapai 75.723 unit. Di mana banyak dari pembeli SU7, adalah mereka yang sudah memiliki mobil seperti BMW dan Audi.
BYD, pabrikan mobil listrik terbesar di dunia, secara gencar mempromosikan merek premium Yangwang dan Denza. Hal itu sebagai upaya menghilangkan citranya sebagai produsen mobil berharga murah.
BYD juga memperkenalkan mobil konsep Ocean M, hatchback sporty berpenggerak roda belakang dengan harga US$20.699 (Rp335,7 juta) hingga US$27.598 (Rp447,7 juta), yang akan menjadi kendaraan pertama yang dibangun dengan platform sepenuhnya listrik.
Kendaraan berukuran menengah ini menyasar kalangan menengah China dan dijual jauh di bawah harga kendaraan listrik mainstream di Amerika Utara dan Eropa. Produsen mobil asing, yang berupaya mengatur ulang strategi mereka di China dan mengejar peralihan ke sektor listrik, menggembar-gemborkan rencana untuk berinvestasi lebih banyak dalam produksi dan penelitian lokal.
Dua di antaranya produsen mobil tersebut adalah Nissan Motor dan Mazda Motor Jepang. Mereka meluncurkan mobil yang didesain untuk pengemudi China. Sedangkan produsen mobil asal Amerika Serikat (AS) General Motors (GM) tidak memasukkan kendaraan bermesin tradisional dari jajaran produknya untuk pertama kalinya dalam pameran ini.
Sementara Mercedes-Benz, pabrikan mobil asal Jerman, menepis rumor yang menyebutkan mereka tidak fokus pada pengembangan kendaraan listrik. Namun, di pameran kali ini, perusahaan menghadirkan mobil listrik terbaru.
Sayangnya, Tesla absen dalam pameran ini. Tesla terakhir kali berpartsipasi pada 2021. Ketika itu, seorang pelanggan yang tidak senang naik ke atas mobil listrik Tesla yang sedang dipajang untuk memprotes penanganan keluhannya tentang rem yang menurutnya tidak berfungsi dengan baik.
Beberapa merek China menguraikan rencana mereka di luar negeri, mengabaikan kekhawatiran Eropa dan AS mengenai kelebihan kapasitas industri, dan menekankan jika mereka menghadirkan inovasi kendaraan listrik.
"Seiring dengan industri otomotif China yang memasuki era baru globalisasi dan semakin kuatnya merek-merek dalam negeri China, pergerakan kendaraan China ke kancah dunia juga menjadi tren baru," kata Presiden Great Wall Motor, Mu Feng.
Sistem bantuan mengemudi canggih yang dirancang di dalam negeri mirip dengan Full Self-Driving (FSD) Tesla juga dipasarkan oleh sejumlah produsen mobil sebagai nilai jual utama perusahaan.
Sejumlah perusahaan, seperti Seres dan Guangzhou Automobile Group (GAC), yang memasarkan merek kendaraan listrik terlaris ketiga di China, memuji sistem yang dipasok Huawei Technologies, sedangkan perusahaan lain seperti BYD dan XPeng mempromosikan fitur-fitur yang mereka kembangkan sendiri.
BYD mengatakan akan meluncurkan dua model baru dalam seri Dynasty dan Ocean di pasar massal pada kuartal kedua (Q2) 2024. Model baru ini bakal dilengkapi dengan sistem bantuan mengemudi canggih (ADAS) yang mereka kembangkan sendiri.
Sementara XPeng mengatakan akan terus meningkatkan perangkat lunak dengan kecepatan "super cepat" ke tingkat yang lebih tinggi, yang menjadi keunggulan dari para pesaingnya.
GAC menyatakan akan meluncurkan model andalan yang dilengkapi ADAS Huawei mulai Januari 2025. Perusahaan ini merupakan salah satu dari tujuh merek produsen mobil milik negara yang menjalin kemitraan dengan Huawei untuk memanfaatkan teknologi ADAS Huawei.
"Huawei memimpin dalam kemampuan mengemudi bantuan tingkat lanjut. Kami harus memastikan produk GAC yang diperoleh konsumen merupakan produk yang paling canggih dalam teknologi tersebut," kata General Manager GAC Feng Xingya.