Nusantaratv.com - Beberapa tahun lalu, dunia teknologi heboh dengan spekulasi Apple akan meluncurkan mobil listriknya sendiri.
Perusahaan ini dikabarkan sedang menjalin kemitraan dengan berbagai produsen mobil ternama seperti Hyundai, Kia, Porsche, BYD, dan Toyota.
Namun, awal tahun lalu, Apple mengumumkan proyek ambisius tersebut resmi dibatalkan, memaksa sekitar 600 karyawan keluar dari perusahaan.
Dikutip dari Carscoops, Selasa (11/3/2025), meskipun proyek "iCar" tak pernah terwujud, ada pesaing Apple yang diam-diam berhasil meluncurkan kendaraan listriknya.
Perusahaan tersebut adalah Xiaomi, yang telah sukses menjual 135.000 unit model SU7 di China sejak diluncurkan pada Maret 2024.
Xiaomi, yang lebih dikenal karena ponsel pintar, di dalam negeri telah membangun ekosistem produk konsumen yang sangat luas.
Dari lampu pintar hingga robot penyedot debu, Xiaomi menawarkan berbagai perangkat yang saling terhubung dan dapat dikendalikan lewat satu aplikasi.
Sedangkan kehadiran mobil listrik kini semakin melengkapi ekosistem mereka.
Ekosistem Terpadu yang Menarik
Kini, perusahaan teknologi tidak hanya fokus menjual perangkat individual, melainkan ekosistem yang memudahkan penggunanya.
Seperti iPhone yang terhubung mulus dengan MacBook atau Galaxy yang bisa streaming ke TV Samsung, ekosistem menjadi daya tarik utama.
Bahkan mobil pun kini dinilai dari kompatibilitasnya dengan sistem seperti CarPlay atau Android Auto.
Namun Xiaomi membawa hal yang lebih. Dengan meluncurkan mobilnya, Xiaomi memberikan peluang unik untuk menarik pengguna ke dalam jaringan perangkat mereka.
Misalnya, SU7 dapat memanfaatkan data dari perangkat lain untuk mempersonalisasi pengalaman pengguna, seperti menentukan waktu optimal untuk mengisi daya mobil.
Gary Ng, ekonom di Natixis Corporate & Investment Banking, mengatakan kepada New York Times, "Xiaomi benar-benar mulai menyusup ke rumah Anda. Semua perangkatnya terhubung, dan ini adalah sesuatu yang belum bisa dilakukan oleh perusahaan lain."
Keberhasilan Berkat Rantai Pasokan China
Faktor lain yang mendukung kesuksesan Xiaomi dalam menghadirkan mobil listrik adalah lingkungan yang mendukung di China.
Produsen mobil listrik lokal mendapatkan banyak dukungan finansial dari pemerintah China. Xiaomi, misalnya, berhasil mengamankan pasokan baterai dari BYD dan CATL, dua produsen baterai terbesar dunia.
Xiaomi juga mengakuisisi fasilitas produksi dari Beijing Auto Group. Semua faktor ini mempercepat langkah Xiaomi dalam meluncurkan mobil listrik pertamanya.
Kini, perusahaan tengah mempersiapkan peluncuran SUV kedua dan pembangunan pabrik manufaktur baru yang berjalan lancar.
Tentu saja, tantangan masih ada. Xiaomi menghadapi persaingan ketat dari produsen lokal seperti Huawei, yang juga bekerja sama dengan banyak produsen mobil.
Namun, dengan harga SU7 yang mulai dari US$30.000 (sekitar Rp490,50 juta), mobil ini menawarkan desain ala Porsche dan teknologi terdepan. Sejak peluncuran SU7, penjualan Porsche di China turun 30 persen.
Dengan semakin banyaknya produsen mobil China yang merambah pasar internasional, mungkin tak lama lagi SU7 akan menjadi pilihan menarik di luar negeri.