Imbas Invasi ke Ukraina, Volvo Tangguhkan Penjualan di Rusia

Nusantaratv.com - 01 Maret 2022

Ilustrasi mobil Volvo. (Autocar)
Ilustrasi mobil Volvo. (Autocar)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Produsen mobil asal Swedia, Volvo Cars pada Senin (28/2/2022) mengatakan akan menangguhkan pengiriman mobil dan kendaraan barang berat (HGV) ke pasar Rusia menyusul sanksi atas invasi Moskow ke Ukraina. 

Dalam pernyataannya yang disampaikan melalui email, seperti dilaporkan Reuters, perusahaan mengatakan telah mengambil keputusan karena 'potensi risiko yang terkait dengan materi perdagangan dengan Rusia, termasuk sanksi yang dikenakan oleh Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS)."

Ini adalah produsen mobil internasional pertama yang menghentikan penjualan di Rusia terkait konflik yang sedang berlangsung di Ukraina, dan sanksi perdagangan yang dikenakan pada Rusia oleh sejumlah negara.

Perusahaan tidak memberikan kerangka waktu kapan penjualan akan dilanjutkan. "Volvo Cars tidak akan mengirimkan mobil apa pun ke pasar Rusia sampai pemberitahuan lebih lanjut," demikian pernyataan Volvo Cars, dikutip dari Autocar, Selasa (1/3/2022).

Reuters mengatakan Volvo menjual 9000 unit kendaraan di Rusia pada 2021, mengimpornya dari pabrik-pabrik di Swedia, China dan AS. Volvo Group secara keseluruhan menghasilkan 3 persen dari penjualan globalnya di Rusia. 

Penangguhan penjualan Volvo Cars di Rusia mengikuti keputusan sebelumnya dari AB Volvo, untuk mengakhiri semua produksi dan penjualan di Rusia. Perusahaan tersebut membangun HGV berlencana Volvo dan Renault di sebuah pabrik di Kaluga, sekitar 100 mil dari Moskow, yang telah beroperasi sejak 2009 dan mempekerjakan sekitar 700 pekerja.

Seorang juru bicara Volvo mengatakan produsen mobil mengekspor kendaraan ke Rusia dari pabrik di Swedia, China, dan AS. "Kami sekarang memiliki sedikit kejelasan tentang sanksi dan keamanan di kawasan itu. Ini berarti semua operasi di Rusia berakhir," jelasnya.

Produsen HGV Rival Daimler Truck juga telah menangguhkan operasinya di Rusia, di mana mereka memiliki 10 persen saham di produsen kendaraan komersial dan militer Rusia, yakni Kamaz.

Daimler mengatakan suku cadang yang dipasok ke Kamaz digunakan secara eksklusif untuk kendaraan komersial, tetapi mengambil keputusan untuk 'segera menangguhkan' kegiatan bisnisnya di negara itu. 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close