Nusantaratv.com - Honda Motor Co., dan produsen baterai asal Korea Selatan (Korsel) LG Energy Solution akan menghabiskan US$4,4 miliar atau senilai Rp65,2 triliun untuk membangun pabrik baterai kendaraan listrik baru di Amerika Serikat (AS).
Sebab, Honda berupaya menghapus kendaraan bahan bakar fosil sepenuhnya pada 2040, seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (30/8/2022). Pabrik baterai tersebut akan memiliki kapasitas tahunan sekitar 40 gigawatt-jam dengan produksi massal dimulai pada akhir 2025, Honda mengatakan pada Senin (29/8/2022) dalam pengajuan perusahaan.
Mereka ini akan mendirikan perusahaan patungan untuk pabrik dengan konstruksi mulai awal 2023. Lokasi pabrik belum diputuskan. Bloomberg melaporkan pada Juni bahwa Ohio adalah yang terdepan. Perusahaan Jepang itu sudah memiliki pabrik pembuatan mobil di sana.
Honda berencana menghabiskan 5tn yen (US$36bn) untuk mendorong ke dalam kendaraan listrik selama dekade berikutnya dengan meluncurkan sekitar 30 kendaraan listrik baru, salah satu ekspansi elektrifikasi paling agresif di Jepang. Pabrik baru akan memproduksi sel tipe kantong untuk kendaraan listrik Honda dan Acura.
"Honda sedang bekerja menuju target kami untuk mewujudkan netralitas karbon untuk semua produk dan aktivitas perusahaan yang melibatkan perusahaan pada tahun 2050," kata CEO Honda, Toshihiro Mibe dalam pernyataannya.
"Sejalan dengan komitmen lama kami untuk membangun produk yang dekat dengan pelanggan, Honda berkomitmen untuk pengadaan baterai kendaraan listrik lokal yang merupakan komponen penting dari kendaraan listrik. Inisiatif di AS dengan LG Energy Solution, produsen baterai global terkemuka, akan menjadi bagian dari pendekatan Honda tersebut."
Produsen mobil Asia menghadapi undang-undang baru AS tentang energi dan kebijakan pajak yang disebut Undang-Undang Pengurangan Inflasi, yang mengharuskan mereka merakit kendaraan listrik di AS dan mengurangi ketergantungan pada China untuk menggunakan mineral dalam baterai untuk mendapatkan subsidi maksimum US$7.500.
Dengan pengecualian Leaf Nissan, tidak ada model kendaraan listrik Jepang lainnya yang memenuhi syarat untuk subsidi di bawah aturan baru. Menteri Perdagangan Korsel Lee Chang-yang mengatakan pada Senin (29/8/2022) bahwa dia akan mencari kerja sama dengan Jepang dan negara-negara Eropa untuk meringankan persyaratan yang sulit pada kendaraan listrik dan produsen baterai.