Ford Tidak Punya Niat Lepas Bisnis Kendaraan Listrik

Nusantaratv.com - 24 Februari 2022

Ilustrasi Ford. (MotorpasiĆ³n)
Ilustrasi Ford. (MotorpasiĆ³n)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Ford Motor tidak memiliki rencana melepaskan bisnis kendaraan listrik (electric vehicle/EV) atau kendaraan bertenaga bensin.

Hal itu dikatakan Chief Executive Jim Farley pada Rabu (23/2/2022), seperti dilaporkan Reuters. "Kami tidak memiliki rencana untuk melepaskan bisnis listrik atau bisnis ICE (Internal combustion engine/mesin pembakaran internal) kami," ujar Farley pada konferensi Wolfe Research yang disiarkan melalui webcast.

"Kami tahu pesaing kami adalah Nio dan Tesla, dan kami harus mengalahkan mereka, bukan menandingi mereka," lanjutnya.

Ditegaskannya, Ford juga harus mengalahkan yang terbaik dari para pemain ICE. Sejumlah investor telah mendorong Ford dan saingannya General Motors Co., untuk menghentikan operasi kendaraan listrik mereka sebagai cara untuk lebih memanfaatkan nilai penuh dari bisnis tersebut.

Ford sebelumnya membantah laporan jika pihaknya sedang mempertimbangkan untuk menghentikan operasi kendaraan listrik atau mesin pembakaran internalnya. Bulan lalu, produsen mobil asal Amerika Serikat (AS) itu mengatakan, mereka akan memiliki kapasitas tahunan untuk membangun 600.000 kendaraan listrik secara global dalam waktu 24 bulan.

Farley pada Rabu (23/2/2022) mengatakan tim manajemennya yakin bisnis kendaraan listrik dan ICE para produsen mobil AS berkinerja buruk berdasarkan pendapatan. Dia juga mengungkapkan Ford yakin dapat mendorong lebih banyak biaya dari bisnis ICE melalui kualitas yang lebih baik, biaya struktural yang lebih rendah, dan pengurangan kompleksitas kendaraan.

Terkait bisnis ICE, Farley mengatakan Ford memiliki terlalu banyak orang, investasi, dan kerumitan, tetapi perusahaan tidak memiliki keahlian dalam mentransisikan aset. "Itulah jawaban sederhananya. Ada pemborosan," imbuhnya.

"Untuk mendapatkan margin (pada kendaraan listrik) yang kita lihat di perusahaan seperti Tesla, kita perlu memiliki ahli nyata yang dapat mendorong skala itu," jelas Farley.

Dia mengungkapkan Ford perlu mempekerjakan lebih banyak orang yang bekerja di bidang komponen listrik, arsitektur listrik canggih,dan pengalaman pelanggan digital.

Di sisi bisnis kendaraan listrik, Farley mengatakan Ford sedang mengerjakan kesepakatan untuk mengamankan pasokan bahan baku utama untuk baterai seperti lithium, nikel, dan tembaga untuk meminimalkan risiko.

Di sisi distribusi kendaraan, dia mengatakan Ford perlu menghilangkan inventaris yang 'sangat mahal' dari sistem dan memudahkan konsumen untuk memesan dan melacak perakitan kendaraan sebelum pengirimannya.


 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close