Ford dan General Motors Siap Berkolaborasi, Lawan Dominasi China di Pasar AS dan Eropa

Nusantaratv.com - 16 Februari 2024

Ford F250 Super Duty ditampilkan di pabrik truk Ford Louisville yang baru di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat, pada 30 September 2016. (Dok/Bryan Woolston/Reuters)
Ford F250 Super Duty ditampilkan di pabrik truk Ford Louisville yang baru di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat, pada 30 September 2016. (Dok/Bryan Woolston/Reuters)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Pabrikan mobil asal Amerika Serikat (AS) Ford dan General Motors (GM) siap menjalin kolaborasi. Hal itu dilakukan guna melawan dominasi China ketika masuk ke pasar Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

Kepala eksekutif Ford dan GM sedang mempertimbangkan kemitraan dalam upaya memangkas biaya teknologi kendaraan listrik ketika pesaing mereka seperti China memasarkan kendaraan ke Benua Biru dan AS.

"Jika ada cara agar kita dapat bermitra dengan pihak lain, terutama pada teknologi yang tidak berhubungan langsung dengan konsumen, dan menjadi lebih efisien dengan penelitian dan pengembangan serta permodalan, kita semua setuju," kata CEO GM Mary Barra kepada investor pada konferensi yang disponsori oleh Penelitian Wolfe, dilansir dari Reuters, Jumat (16/2/2024).

Hal senada diungkapkan CEO Ford Jim Farley. Pihaknya, kata dia, membuka pintu kolaborasi dengan produsen mobil lain untuk memangkas biaya baterai kendaraan listrik.

Presiden dan CEO Ford Motor Jim Farley. (Rebecca Cook/Reuters)

Pabrikan mobil AS dan produsen mobil Barat lainnya berada di bawah tekanan yang semakin besar dari BYD dan pembuat kendaraan listrik asal China lainnya, yang mempercepat ekspor kendaraan ke Eropa, Amerika Latin dan Asia Tenggara. 

BYD sedang mempertimbangkan untuk membangun pabrik perakitan di Meksiko yang dapat menjadi basis mereka dalam mengirimkan kendaraan listrik ke Amerika Serikat, Nikkei melaporkan awal pekan ini.

"Jika Anda tidak dapat bersaing secara adil dengan China di seluruh dunia, maka 20 persen hingga 30 persen pendapatan Anda akan terancam selama beberapa tahun ke depan," kata Farley dalam konferensi terpisah.

Ford memproyeksikan mereka akan kehilangan US$5 miliar hingga US$5,5 miliar pada kendaraan listriknya tahun ini.

Farley mengungkapkan, perusahaan telah meluncurkan tim "skunk works" yang berdedikasi, terpisah dari operasi teknik utama perusahaan, guna merancang kendaraan listrik berukuran kecil yang lebih terjangkau serta dapat bersaing dengan model Seagull dari BYD, 

Ford saat ini juga sedang melakukan evaluasi mengenai strategi baterai kendaraan listrik buatannya tersebut.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close