Nusantaratv.com - CEO Elon Musk mengatakan Tesla telah memproduksi lebih dari tiga juta mobil.
Hal itu dikatakan Musk melalui tweet-nya pada Minggu (14/8/2022). Dari total itu, pabrik Tesla di Shanghai telah memproduksi satu juta mobil, menurut tweet tersebut.
"Selamat Giga Shanghai telah membuat mobil ke-sejuta! Total Tesla yang diproduksi sekarang lebih dari 3 juta," tulis Musk di akun Twitter pribadinya, dikutip dari CNBC, Senin (15/8/2022).
Pengumuman Musk muncul setelah berbulan-bulan lockdown (penguncian) dan kekurangan suku cadang di China yang mengancam produksi kendaraan Tesla. Ini menunjukkan pabrik Tesla di Shanghai memproduksi sejumlah besar kendaraan baru setelah dibuka pada 2019 dan tahun-tahun investasi berikutnya.
Pencapaian total kendaraan yang dirayakan oleh Musk pada Minggu (14/8/2022) muncul setelah pengiriman Tesla yang dilaporkan, perkiraan terdekat untuk penjualan, telah meningkat dalam beberapa kuartal terakhir.
Pada Juli, Tesla mengatakan mereka mengirimkan 254.695 kendaraan pada kuartal kedua, naik 26,5 persen dari tahun ke tahun. Namun tonggak sejarah itu juga menyoroti betapa kecilnya Tesla dibandingkan dengan raksasa otomotif. Misalnya, Toyota mengirimkan lebih dari 10 juta kendaraan pada 2021 saja.
Tesla mengatakan awal tahun ini pihaknya berencana untuk meningkatkan pengiriman kendaraan sebesar 50 persen setiap tahun. Selain pabriknya di Shanghai, Tesla memproduksi mobil di pabrik mereka di Fremont, California, Austin, Texas, dan dekat Berlin di Jerman.
Musk mengatakan pada Juli, pabrik Fremont, yang pertama di perusahaan, telah memproduksi 2 juta mobil.
Pada Juni, Musk mengatakan dia ingin mendapatkan pabrik Shanghai 'kembali ke pelana' dan menyesalkan pabrik Tesla di Berlin dan Austin adalah 'tungku uang' yang kehilangan miliaran dolar karena rantai pasokan dan masalah produksi.
Saham Tesla turun hampir 25 persen pada 2022 karena investor telah menilai kembali perusahaan yang tumbuh cepat dalam menghadapi inflasi dan masalah ekonomi makro.
Musk menjual lebih dari 7 juta saham Tesla pekan lalu senilai sekitar US$6,88 miliar atau setara Rp101,2 triliun karena dia secara bersamaan terikat dalam litigasi atas upayanya dalam mengakhiri perjanjian untuk membeli Twitter seharga US$44 miliar (Rp647,6 triliun).