Nusantaratv.com - Ekspor mobil Korea Selatan (Korsel) melonjak sebesar 21,9 persen pada Januari 2023.
Kondisi itu didorong permintaan global yang tinggi untuk mobil ramah lingkungan. Demikian seperti dikutip dari Yonhap, Senin (20/2/2023).
Nilai pengiriman mobil keluar Korsel mencapai US$4,98 miliar pada bulan lalu, atau naik dari US$4,09 miliar pada tahun sebelumnya, menurut data dari Kementerian Perdagangan, Industri dan Energi Korsel.
"Ini adalah rekor tertinggi untuk Januari," kata kementerian tersebut.
Rekor sebelumnya tercatat pada Januari 2013, ketika ekspor mencapai US$4,2 miliar. Dalam hal volume, total sebanyak 200.825 kendaraan telah terjual pada bulan lalu, atau naik 11,3 persen dari tahun sebelumnya, tambah keterangan dari kementerian tersebut.
Meningkatnya permintaan untuk kendaraan ramah lingkungan juga memimpin pertumbuhan secara keseluruhan. Nilai ekspor mobil ramah lingkungan melonjak 42,3 persen dalam satu tahun pada Januari 2023 ke level tertinggi bulanan sepanjang masa sebesar US$1,79 miliar.
Dalam hal volume, penjualan juga mencapai rekor tertinggi sepanjang masa sebesar 56.697 unit bulan lalu dengan kenaikan 29,8 persen dalam satu tahun. Dari total tersebut, sekitar 27.223 unit adalah kendaraan listrik, dan 23.956 adalah model hybrid, menurut data kementerian tersebut.
"Mobil ramah lingkungan menyumbang 28,2 persen dari total ekspor mobil Korsel dalam hal volume bulan lalu," tambah kementerian tersebut.
Namun ekspor suku cadang mobil turun 16,2 persen dalam satu tahun menjadi US$1,79 miliar pada bulan lalu. Di Korsel sendiri, penjualan mobil naik 4,7 persen dalam satu tahun menjadi 116.565 unit pada Januari, dengan jumlah mobil ramah lingkungan yang dijual di negara itu melonjak 28,9 persen menjadi 22.662 unit.
Sementara produksi dalam negeri naik 13,2 persen dalam satu tahun menjadi 306.738 unit pada Januari berkat kelancaran pasokan chip semikonduktor otomotif, menurut kementerian tersebut.
Dari perusahaan otomotif terbesar di Korsel, produksi Hyundai Motor Co., dan afiliasinya Kia Corp., masing-masing tumbuh 18,8 persen dan 5,3 persen dalam satu tahun. Kedua produsen mobil itu menyumbang 86,1 persen dari total produksi mobil negara itu.