Nusantaratv.com - Xiaomi SU7 mulai dikirimkan ke konsumen pada 3 April 2024. Sejak itu, sejumlah cerita muncul soal kecelakaan mobil maupun insiden kerusakan lainnya.
Terbaru, seperti dilansir dari CarNewsChina, Kamis (9/5/2024), dilaporkan SU7 mogok setelah menempuh jarak 39 kilometer. Bahkan mobil listrik tersebut tidak dapat diperbaiki.
Alhasil, SU7 tersebut harus dikirim ke pabrik guna dianalisa. Pemilik mobil listrik tersebut, Wen, merupakan salah satu pembeli pertama dari Xiaomi SU7 yang telah menunggu mobil tersebut selama lebih dari satu bulan.
Xiaomi SU7 diluncurkan pada 28 Maret saat penjualan dibuka. Wen menerima pengiriman mobilnya dari Pusat Pengiriman Xiaomi Auto Xiamen Xing'an di Provinsi Fujian pada 4 Mei.
Pada 6 Mei, pemiliknya membagikan video di media sosial yang memperlihatkan Xiaomi SU7 miliknya rusak ketika sedang melaju dengan kecepatan tinggi usai menempuh jarak 39 kilometer.
Dia mengatakan mobil tersebut harus ditarik kembali ke pusat pengiriman. Video tersebut memperlihatkan mobil diparkir di bahu jalan dengan lampu peringatan bahaya berkedip.
Di dalam unit infotainment, muncul pesan yang menyebutkan "mobil akan berhenti, harap menepi dengan aman dan hubungi pusat layanan online".
Pesan kemudian berubah menjadi "sistem penggerak rusak dan tidak dapat digeser". Hal ini menunjukkan terjadi error. Artinya, mobil tidak dapat berpindah antara berkendara dan mundur.
Pascainsden tersebut, Wen sebenarnya meminta mobil baru sebagai gantinya, bukan pengembalian uang.
Tetapi permintaan Wen tidak dapat dipenuhi. Sebab, mobil yang sedang diproduksi akan diberikan kepada konsumen lain yang sudah melakukan pemesanan.
"Saya ingin mobil, bukan mengembalikan mobil, dan saya tidak ingin melakukan pemesanan baru dan jadwal produksi," kata Wen.
Sementara layanan pelanggan Xiaomi dilaporkan sedang menegosiasikan pengembalian dana dengan Wen beserta kompensasi atas biaya yang telah dikeluarkannya.
Xiaomi berada di peringkat keenam pada penjualan pasar kendaraan energi baru (new energy vehicle/NEV) untuk mobil dengan harga di atas 200.000 yuan (Rp444,7 jutaan) tahun ini.
Meskipun baru dijual sejak akhir Maret, namun telah mencapai pengiriman 8.500 mobil hingga 5 Mei, salah satunya mungkin mobil yang dimiliki Wen.
Ini bukan insiden pertama yang melibatkan Xiaomi SU7 yang menunjukkan masalah kualitas pada mobil. Salah satu yang lebih mengganggu adalah fungsi AEB (Autonomous Emergency Braking) yang tidak dapat beroperasi hingga 135 km/jam yang diklaim oleh Xiaomi.
Selain itu, ada juga laporan yang berkaitan dengan ketidakkonsistenan dalam ketebalan cat serta keausan berlebihan pada jok pada kendaraan uji.