BYD Tawarkan Fitur Mengemudi Pintar Gratis, Xpeng dan Geely Kena Dampaknya

Nusantaratv.com - 12 Februari 2025

Pengunjung melihat kendaraan listrik MONA M03, yang dipamerkan di luar lokasi peluncuran XPeng, di Beijing, China, 27 Agustus 2024. (Foto: Dok/Florence Lo/Reuters)
Pengunjung melihat kendaraan listrik MONA M03, yang dipamerkan di luar lokasi peluncuran XPeng, di Beijing, China, 27 Agustus 2024. (Foto: Dok/Florence Lo/Reuters)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Saham produsen mobil asal China, Xpeng dan Geely Auto, mengalami penurunan tajam pada Selasa, 11 Februari 2025, setelah kekhawatiran muncul tentang kesulitan mereka bersaing dengan langkah BYD yang menawarkan fitur mengemudi pintar secara gratis di hampir seluruh model produknya.

Seperti dilaporkan Reuters, saham Xpeng turun 5,9 persen, penurunan terbesar dalam dua bulan, sementara saham Geely anjlok 7,2 persen. Di sisi lain, saham BYD yang terdaftar di bursa saham Hong Kong naik 0,9 persen dan mencapai rekor tertinggi.

Pada Senin (10/2/2025), BYD meluncurkan 21 model yang dilengkapi dengan sistem bantuan pengemudi canggih "God's Eye", serupa dengan yang ditawarkan Tesla, tanpa biaya tambahan. Model termurah yang ditawarkan adalah Seagull, yang dibanderol dengan harga US$9.555 (sekitar Rp156,46 juta).

Langkah ini membuat kendaraan BYD jauh lebih terjangkau dibandingkan para pesaingnya, dengan banyak analis yang memperkirakan ini bisa memicu perang harga baru di pasar kendaraan listrik yang sudah sangat kompetitif. 

Beberapa membandingkannya dengan langkah perusahaan rintisan kecerdasan buatan China, DeepSeek, yang baru-baru ini mengguncang sektor AI global dengan penawaran harga murah.

Sebelumnya, BYD hanya menawarkan fitur ini pada model dengan harga mulai dari US$30.000 (Rp491,25 juta). Sementara Tesla menawarkan fitur serupa di China dengan harga mulai dari US$32.000 (Rp524 juta). 

Di Amerika Serikat (AS), Tesla mengenakan biaya sebesar US$8.000 (Rp131 juta) untuk perangkat lunak asisten pengemudi Full Self-Driving (FSD), atau US$99 (Rp1,62 juta) per bulan. FSD belum tersedia di China.

Xpeng memilih untuk tidak memberikan komentar dan merujuk pada pernyataan yang disampaikan pendirinya, He Xiaopeng, pada Senin (11/2/2025), beberapa saat sebelum pengumuman BYD. 

Dalam pernyataannya, Xiaopeng menyatakan, "Kami menyambut baik pengumuman resmi mendatang dari produsen mobil terkemuka yang sangat saya hormati atas strategi berkendara cerdasnya, yang akan mempopulerkan berkendara cerdas tidak hanya di China tetapi juga secara global."

Analis Nomura dalam sebuah laporan menyebutkan era berkendara cerdas telah dimulai. 

John Zeng, Kepala Prakiraan Pasar China di Konsultan GlobalData, mengatakan Xpeng dan banyak pesaingnya kini menghadapi tekanan luar biasa. 

"Namun, akan sulit bagi mereka untuk mengikuti jejak dengan harga yang terjangkau," tambah Zeng.

Leapmotor, mitra Stellantis di China, menjadi produsen mobil pertama yang merespons dengan meluncurkan kendaraan listrik baru yang dilengkapi teknologi pengemudian cerdas dengan harga di bawah 150.000 yuan (Rp336,14 juta) pada Selasa (12/2/2025).

Sementara itu, Richard Yu, Ketua Unit Solusi Mobil Pintar Huawei yang tengah berupaya menjadi pemasok utama teknologi mobil pintar di China, menulis di akun Weibo pribadinya. 

"Dalam hal berkendara cerdas, menggabungkan berbagai fitur yang dapat digunakan sangat berbeda dengan memastikan keamanan dan efektivitasnya," tukas Yu tanpa menyebutkan BYD dalam pernyataannya.

 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close