Nusantaratv.com - Sejumlah pemilik Tesla mengaku terkunci berjam-jam setelah server aplikasi mobil listrik tersebut mengalami down pada Jumat (19/11/2021).
Belasan pemilik mobil Tesla itu mengunggah pengalaman tersebut di media sosial (medsos), seperti dikutip dari BBC, Senin (22/11/2021). Elon Musk, CEO Tesla, secara pribadi menanggapi satu keluhan dari seorang pengemudi di Korea Selatan (Korsel), dengan mengatakan di Twitter: "Checking".
Musk kemudian mengatakan aplikasi itu akan kembali online. Aplikasi Tesla digunakan para pemilik mobil sebagai kunci untuk membuka dan menyalakan mobil mereka. Ketika server down, pemilik mobil tidak bisa keluar dari kendaraan karena kunci menggunakan aplikasi Tesla.
"Saya terjebak satu jam lebih karena saya biasanya menggunakan ponsel saya untuk menyalakan mobil," cuit salah satu pemilik mobil Tesla.
Sekitar 500 pengguna melaporkan server aplikasi mengalami down sekitar pukul 16:40 ET pada Jumat (19/11/2021), menurut situs pelacakan pemadaman DownDetector. Lima jam kemudian, ada lebih dari 60 laporan kesalahan aplikasi Tesla.
"Permintaan maaf, kami akan mengambil tindakan untuk memastikan ini tidak terjadi lagi," cuit Musk .
Aplikasi Tesla ini menjadi satu-satunya cara untuk mengakses mobil, Stuart Masson, editor situs web The Car Expert, mengatakan kepada BBC. "Teknologi membuat segalanya menjadi nyaman, tetapi bergantung pada server yang bekerja 100 persen sepanjang waktu," urainya.
Profesor David Bailey dari Birmingham Business School telah banyak menulis tentang industri otomotif. Dia juga mengendarai Tesla dan merasakan pengalaman aplikasi server down.
"Sampai batas tertentu, Tesla adalah korban dari kesuksesannya sendiri. Ini mendorong pelanggannya untuk menggunakan teknologi mutakhir yang diciptakannya dan akan kesulitan jika ada kendala," ungkapnya.
"Meskipun tentu saja Anda dapat menggunakan kunci untuk membuka mobil juga, naluri alami banyak pengemudi Tesla, yang membeli salah satu model berteknologi paling tinggi di pasar, adalah mengandalkan teknologi tersebut," tukas David kepada BBC.