AS Catat Lebih Dari 20 Ribu Korban Meninggal di Jalanan Pada Januari-Juni 2021, Tertinggi Dalam 15 Tahun

Nusantaratv.com - 29 Oktober 2021

Ilustrasi. (Gettyimages)
Ilustrasi. (Gettyimages)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Departemen Perhubungan Amerika Serikat (AS) pada Kamis (28/10/2021) melaporkan jumlah korban meninggal di jalanan akibat kecelakaan lalu lintas terbesar dalam periode enam bulan sejak 2006.

Diperkirakan 20.160 orang meninggal dalam kecelakaan kendaraan bermotor pada paruh pertama 2021, tertinggi dalam 15 tahun, menurut perkiraan Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) AS untuk Januari-Juni 2021.

Jumlah tersebut juga menunjukkan peningkatan sebesar 18,4 persen dari periode yang sama pada 2020. "Ini adalah krisis. Lebih dari 20.000 orang meninggal di jalan-jalan AS dalam enam bulan pertama 2021, meninggalkan banyak orang yang dicintai," kata Menteri Transportasi AS Pete Buttigieg, seperti dikutip dari UPI, Jumat (29/10/2021).

"Kita tidak bisa dan tidak seharusnya menerima kematian ini hanya sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari di Amerika," lanjutnya.

NHTSA juga merilis temuan penelitian perilaku dari Maret 2020-Juni 2021 yang menemukan insiden ngebut dan bepergian tanpa sabuk pengaman tetap pada tingkat yang lebih tinggi daripada sebelum pandemi Covid-19.

Data awal dari Federal Highway Administration menemukan jarak tempuh kendaraan pada paruh pertama 2021 meningkat sekitar 173,1 miliar mil, atau sekitar 13 persen, sementara tingkat kematian meningkat menjadi 1,34 kematian per 100 juta kendaraan per mil yang ditempuh, naik dari 1,28 kematian per 100 juta pada 2020.

Pada Juni, badan tersebut melaporkan korban meninggal akibat lalu lintas kendaraan bermotor di AS naik ke level tertinggi 13 tahun untuk keseluruhan pada 2020 meskipun VMT menurun sebesar 13,2 persen.

NHTSA mengatakan kuartal pertama 2021 membuktikan tren yang ditunjukkan dalam data 2020 jika "pengemudi yang tetap berada di jalan terlibat dalam perilaku yang lebih berisiko, termasuk ngebut, tidak memakai sabuk pengaman, dan mengemudi di bawah pengaruh obat-obatan atau alkohol" terus berlanjut.

"Laporan itu serius," kata Deputi Administrator NHTSA Dr. Steven Cliff. "Ini juga merupakan pengingat tentang apa yang dapat dilakukan ratusan juta orang setiap hari, saat ini, untuk memerangi ini. Berjalan pelan, kenakan sabuk pengaman, mengemudi dengan sadar, dan hindari gangguan di belakang kemudi," lanjutnya.

Advokat untuk Keselamatan Jalan Raya dan Mobil pada Kamis (28/10/2021) meminta Departemen Perhubungan untuk mengeluarkan persyaratan keselamatan baru untuk 'melindungi semua pengguna jalan'. 

Mereka menyatakan setiap kendaraan baru harus dilengkapi dengan teknologi penghindaran kecelakaan, teknologi pencegahan mengemudi dan peningkatan lainnya.

Departemen Perhubungan mengatakan akan merilis strategi pada Januari untuk 'secara signifikan mengurangi cedera serius dan kematian di jalan raya' sebagai tanggapan atas laporan tersebut.

"Tidak ada yang akan mencapai ini sendirian. Ini akan membutuhkan semua tingkat pemerintahan, advokat industri, insinyur, dan komunitas di seluruh negeri untuk bekerja bersama menuju hari ketika anggota keluarga tidak lagi harus mengucapkan selamat tinggal kepada orang yang dicintai karena kecelakaan lalu lintas," tukas Buttigieg. 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])