Nusantaratv.com - Sulitnya menyelesaikan polemik minyak goreng, harga Tandan Buah Segar (TBS), hingga Crude Palm Oil (CPO) diakui oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.
Akan tetapi, menteri yang akrab disapa Zulhas itu tetap memastikan pihaknya terus berupaya mengurai persoalan yang ada. Salahsatunya, Zulhas menargetkan urusan ekspor CPO akan rampung dalam waktu dekat.
Ia mengatakan keluhan pabrik kelapa sawit (PKS) yang tangkinya penuh bisa segera teratasi dengan kebijakan pengali ekspor yang ditambah menjadi 13,5.
"Dengan begitu saya harap pertengahan Agustus, akhir Agustus sudah 76 persen tangki sudah ganti (pasokan) sehingga bisa beli TBS, diolah lagi diisi tangki dengan CPO yang baru. Lancar," kata Zulhas Minggu (7/8).
Zulhas menargetkan dengan lancarnya ekspor dan juga beban ekspor CPO sudah berkurang, maka harga TBS petani bisa mencapai di atas Rp 2.400 per kg pada akhir Agustus nanti.
Dengan begitu, ia berharap pada September sampai Oktober nanti kondisi akan kembali kondusif. Terlebih, pendekatan yang kurang tepat dalam mengambil kebijakan untuk mengatasi masalah minyak goreng sebelumnya justru menimbulkan kerugian negara.
"Saya harap September-Oktober sudah normal. Kalau sudah normal ngapain ngatur-ngatur minyak lagi, repot. Saya juga repot banyak kerjaan. Minyak goreng diadministrasikan, dikorporasikan, dihukumkan, repot sekali. Jadi kalau sama-sama komitmen kuat, kita kembali kayak dulu saja," ujar Zulhas.
"Jangan sampai kayak kemarin, kita 5 bulan rugi USD 10 miliar. Kacau enggak karuan, yang untung Jiran, tetangga itu. Jangan terulang lagi rezeki kok dibuang-buang. Gara-gara salah urus jadi bencana," pungkasnya.