Nusantaratv.com-Presiden Volodymyr Zelensky menegaskan Ukraina tidak bersedia melakukan negoisasi untuk menyepakati gencatan senjata apalagi berdamai dengan Rusia. Sebelum Moskow mengembalikan wilayah yang didudukinya sejak invasi berlangsung.
Zelensky menyatakan gencatan senjata hanya memungkinkan Rusia memperluas dan mempertahankan wilayah Ukraina yang direbut sejak invasi pada Februari 2022. Hal itu justru hanya akan memperburuk konflik antara Ukraina dan Rusia.
"Membekukan konflik dengan Federasi Rusia berarti jeda yang hanya memberi Federasi Rusia waktu istirahat," ungkap Zelensky, Sabtu (23/7/2022).
Zelenksy kembali menegaskan semua wilayah yang telah direbut harus dibebaskan terlebih dahulu. Setelah itu, pihaknya baru bersedia bernegosiasi dengan Rusia.
"Masyarakat percaya bahwa semua wilayah harus dibebaskan terlebih dahulu dan kemudian kami dapat bernegosiasi (dengan Rusia) tentang apa yang harus dilakukan dan bagaimana kami bisa hidup di abad-abad mendatang," jelas Zelensky.
Baca juga: Ukraina Sengaja Lemahkan Mata Uang Hryvnia, Demi Selamatkan Ekonomi Akibat Perang
Sebelumnya, Kepala Administrasi Militer Wilayah Donetsk Ukraina Pavlo Kyrylenko mengatakan pasukannya menguasai 45 persen wilayah timur Ukraina, Donbas pada Juni 2022 lalu. Hal itu berarti pasukan Rusia menguasai mayoritas wilayah Donetsk.
Kemudian, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan militer Rusia berencana menguasai wilayah lain di Ukraina.
"Kesiapan kami untuk menerima proposal Ukraina berdasarkan geografi Maret 2022. Geografinya sekarang berbeda. Ini bukan hanya tentang DNR (Republik Rakyat Donetsk) dan LNR (Republik Rakyat Luhansk). Tapi juga wilayah Kherson, wilayah Zaporizhzhya, dan wilayah lainnya," kata Lavrov, mengutip CNNIndonesiacom.
Bahkan sebelumnya Rusia sempat ingin merebut ibu kota Kiev beberapa bulan lalu. Namun, hal itu gagal dilakukan.