Yusril ke Ahli Anies: Kalau Jokowi Dukung Prabowo Masalahnya Apa?

Nusantaratv.com - 01 April 2024

Saksi ahli kubu AMIN, Vid Adrison. (YouTube)
Saksi ahli kubu AMIN, Vid Adrison. (YouTube)

Penulis: Mochammad Rizki

Nusantaratv.com - Kuasa hukum Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Yusril Ihza Mahendra, mempertanyakan apa persoalannya jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendukung Prabowo-Gibran. Yusril menganggap tak ada yang salah apabila Jokowi mendukung Prabowo-Gibran.

Awalnya, ahli ekonomi Universitas Indonesia (UI) yang dihadirkan kubu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dalam sidang sengketa hasil Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi hari ini, Vid Adrison, memaparkan kunjungan yang dilakukan oleh Jokowi ke daerah-daerah selama periode Oktober 2023 hingga Februari 2024.

Vid menyebut kunjungan yang dilakukan oleh Jokowi itu mendongkrak suara Prabowo-Gibran. Menurut dia, suara Prabowo memiliki peningkatan usai Jokowi melakukan kunjungan di sejumlah daerah, apabila dibandingkan dengan Pilpres 2019.

"Ada kenaikan perolehan suara paslon 02 yang cukup besar jika dibandingkan dengan suara Prabowo pada Pilpres 2019 dengan rata-rata kenaikan 32 persen, minimum 6,3 (persen) maksimum 66,3 (persen)," ujarnya di persidangan, Jakarta, Senin (1/4/2024). 

Vid menyebut tidak ada bukti perolehan suara Prabowo di Pemilu 2019 berhubungan dengan suara di Pemilu 2024. Menurut dia, kunjungan Jokowi sangat efektif dalam meningkatkan suara Prabowo di Pemilu 2024.

"Ada bukti menunjukkan kunjungan Prabowo 2024 menurunkan perolehan suara Ganjar. Kunjungan Prabowo tidak berdampak pada suara Anies. Kunjungan Prabowo 2024 dan suara Jokowi itu semakin memperbesar kenaikan suara Prabowo," papar dia.

Yusril selanjutnya mendapat kesempatan bertanya ke ahli. Ia pun mempertanyakan hubungan dukungan Jokowi dengan kenaikan suara Prabowo. Karena, kata dia pasangan calon lain juga didukung oleh tokoh-tokoh lain yang berpengaruh.

"Bahwa petahana, atau calon yang didukung oleh petahana akan mendapatkan suara lebih dibanding calon lain? Bagaimana ahli dapat menerangkan kekalahan Megawati dengan SBY, dan pilpres 2024?," tanya Yusril.

"Kalau memang kesimpulan ini berlaku, apakah hanya satu faktor kebetulan, Jokowi yang jadi presiden dan dia mendukung pasangan Prabowo-Gibran dan memperoleh suara lebih. Seandainya sekarang yang jadi presiden Jusuf Kalla, yang mendukung Anies-Muhaimin, berarti calon itu akan peroleh suara lebih di pilpres sekarang? Seandainya lagi, yang jadi presiden Megawati, maka Ganjar-Mahfud akan dapat suara lebih berdasarkan saudara, apa masalahnya persidangan sekarang ini dengan pendapat saudara itu? Ada sesuatu yang salah atau tidak?," imbuhnya. 

Vid pun menjawab bahwa kunjungan Jokowi jelas berdampak kepada suara Prabowo. Ia lalu membandingkan Pemilu 2014 yang tidak diikuti oleh petahana.

"Jadi ketika kita melihat bahwa SBY tidak mendukung Jokowi pada 2014 tapi hasilnya Jokowi menang, itulah fakta, tapi itu tidak bisa menegasikan anecdotal evidence, tidak bisa menegasikan efek dari petahana ya," kata dia.

Vid menyatakan, suara yang diperoleh oleh pasangan calon nomor urut 2 merupakan refleksi dari suara Jokowi di Pemilu 2019. Karena, suara Prabowo saat 2019 jauh berbeda dengan suara di Pemilu 2024.

"Karena ada pandangan dari masyarakat bahwa 02 didukung oleh Presiden Jokowi. Hasilnya memang signifikan jadi ada unsur fanatisme," tandasnya. 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close