WRI Indonesia Menggelar Lokakarya Pembangunan Perkotaan Berbasis Alam

Nusantaratv.com - 07 Desember 2022

Foto udara kawasan wisata karst Bukit Tamulun, Desa Berkun, Limun, Sarolangun, Jambi, Rabu (17/11/2021). Karst Bukit Tamulun yang berada di hutan adat Tamulun Indah di bagian hulu Sungai Batang Limun merupakan salah satu wisata alam potensial namun tengah menghadapi ancaman perluasan aktivitas penambangan emas tanpa izin di bagian hilirnya. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/wsj. (ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)
Foto udara kawasan wisata karst Bukit Tamulun, Desa Berkun, Limun, Sarolangun, Jambi, Rabu (17/11/2021). Karst Bukit Tamulun yang berada di hutan adat Tamulun Indah di bagian hulu Sungai Batang Limun merupakan salah satu wisata alam potensial namun tengah menghadapi ancaman perluasan aktivitas penambangan emas tanpa izin di bagian hilirnya. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/wsj. (ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)

Penulis: Habieb Febriansyah

Nusantaratv.com - Lembaga penelitian independen World Resources Institute (WRI) Indonesia menggelar kegiatan lokakarya untuk mengarusutamakan solusi berbasis alam dalam pembangunan perkotaan yang berlanjutan melalui inisiatif "Cities4Forest".

Direktur Program WRI Indonesia WRI Indonesia Arief Wijaya mengatakan pihaknya melalui inisiatif Cities4Forests telah melakukan berbagai kegiatan untuk mendukung kota-kota di Indonesia untuk menerapkan solusi berbasis alam, baik dalam bentuk dukungan teknis, pendanaan, maupun peningkatan kapasitas.

"Selama dua hari ke depan, kami akan berdiskusi terkait dengan perencanaan kota yang berbasis alam," katanya di Jakarta, Rabu.

Lokakarya itu berlangsung di  Jakarta, pada 7 sampai 8 Desember 2022, mengundang perwakilan pemerintahan kota untuk berbagi pengalaman tentang pembangunan kota, di antaranya Balikpapan, Semarang, Jakarta, Medan, Denpasar, Manokwari, dan Jayapura.

Ia menjelaskan pendekatan solusi berbasis alam atau Nature-based Solutions (NbS) merupakan sebuah konsep yang relatif baru dalam upaya menyelesaikan permasalahan sosial ekonomi yang umumnya muncul sebagai dampak dari pembangunan.

Pendekatan itu dilakukan dengan melindungi dan mengelola secara berkelanjutan berbagai ekosistem alami maupun buatan yang ada di sekitar dengan harapan akan mampu memberikan efek positif tidak hanya pada lingkungan tetapi juga pada kesejahteraan manusia.

Menurut dia pendekatan solusi berbasis alam menjadi salah satu kunci dalam upaya perencanaan inovatif penanggulangan dampak negatif perubahan iklim, terutama di kawasan perkotaan.

Ia menjelaskan bahwa strategi adopsi solusi berbasis alam bersifat dinamis, mampu menyesuaikan terhadap kondisi dan permasalahan yang dihadapi oleh kota.

Menurutnya, pendekatan itu juga menawarkan berbagai kelebihan mulai dari meningkatkan manajemen air, berpotensi lebih hemat biaya, dan memiliki manfaat tambahan berupa peningkatan fungsi ekosistem, rekreasi hingga membantu pengurangan dampak urban heat.

"Saya kira dengan kondisi saat ini dimana perubahan iklim dan sangat nyata, maka pembangunan berbasis alam ini adalah sesuatu yang memang diyakini atau sudah menjadi keniscayaan harus dilakukan juga oleh pemerintah di Indonesia," katanya.

WRI Indonesia melalui inisiatif Cities4Forest berupaya mendorong kota-kota di Indonesia untuk mengarusutamakan solusi berbasis alam dalam pembangunan perkotaan.

Kegiatan yang telah dilakukan dengan menilai kesiapan lima kota-kota pesisir, yakni Medan, Balikpapan, Denpasar, Makassar, dan Jayapura dalam mengarusutamakan solusi berbasis alam dalam perencanaan spasial.

Selain itu, WRI Indonesia juga meningkatkan kesadaran masyarakat dan pemerintah akan pentingnya hutan dan pohon, meningkatkan kapasitas kota dalam melakukan konservasi, restorasi, dan pengelolaan hutan di dalam kota, hutan dekat kota, serta hutan jauh dari kota.

"Kami mendukung pembangunan kota agar lebih baik dan lebih siap dalam menghadapi perubahan iklim yang saat ini sedang terjadi," kata Arif Wijaya.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mendukung penuh pembangunan kota melalui pendekatan solusi berbasis alam karena bisa mewujudkan kita berkelanjutan untuk kehidupan yang berkualitas.

Direktur Pencegahan Dampak Lingkungan Kebijakan Wilayah dan Sektor dari KLHK Erick Teguh Primiantoro mengatakan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 mengatur pendayaan pendekatan ekosistem.

Ia menyampaikan bahwa berbagai instrumen perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang tertuang dalam regulasi itu dapat digunakan secara terintegrasi untuk mendukung pengembangan solusi berbasis alam dalam pembangunan perkotaan di Indonesia.(Ant)

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close