Nusantaratv.com-Benar kata nasihat bijak, perang pasti merugikan kedua belah pihak yang terlibat. Bukan hanya menelan korban jiwa tetapi perang juga menguras finansial yang tak sedikit.
Hal itu lah yang dirasakan oleh Rusia yang melakukan invasi militer ke Ukraina sejak 24 Februari 2022 lalu. Ambisi militer Presiden Vladimir Putin ini ternyata telah menghabiskan triliunan.
Menurut data Kementerian Keuangan Rusia yang dirilis Selasa (17/5/2022), pengeluaran Rusia untuk perang di Ukraina setiap jamnya mencapai sekitar satu miliar rubel atau 15,5 juta dollar AS setara Rp 288,25 miliar.
Situs berita online Rusia itu mencatat bahwa jumlah pengeluaran harian itu sebanding dengan anggaran tahunan beberapa wilayah di Rusia.
Laporan yang merinci biaya perang Rusia di Ukraina yang tinggi muncul saat pasukan militer negara itu terus berjuang melawan menaklukkan Ukraina.
Dalam beberapa pekan terakhir, pasukan Putin telah kehilangan kekuatan yang awalnya direbut Rusia selama tahap awal konflik.
Pada Senin (16/2022), Institut Studi Perang (think tank Amerika Serikat) mengatakan pasukan Rusia di wilayah Kharkiv Ukraina "sebagian besar tidak berhasil" dengan serangan darat mereka baru-baru ini. The Moscow Times mengatakan anggaran pertahanan Rusia telah meningkat lebih dari dua kali lipat sejak perang Rusia Ukraina dimulai pada akhir Februari.
Pada Januari, pemerintah Rusia menghabiskan 233,7 miliar rubel (Rp 54,5 triliun) untuk militernya. Jumlah itu meningkat menjadi 369 miliar rubel (Rp 85,8 triliun) pada Februari, ketika Rusia mulai memindahkan pasukan dan peralatan ke perbatasan selama invasinya ke Ukraina.
Pada April, anggaran pertahanan Rusia membengkak menjadi sekitar 628 miliar rubel (Rp 146 triliun), naik lebih dari 2 kali lipat dari anggaran tahun sebelumnya yang sebesar 275 miliar rubel.
"Jumlah itu tiga kali lebih banyak daripada yang dihabiskan negara untuk sektor pendidikan (517 miliar rubel setara Rp 120 triliun) dan perawatan kesehatan (615 miliar rubel setara Rp 143.7 triliun) di Rusia," kata Times, mengutip kompascom.
Dengan sanksi dan embargo minyak yang sangat merugikan ekonomi Rusia, Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov mengatakan pada akhir April bahwa anggaran negara telah berubah dari surplus menjadi defisit yang diproyeksikan sebesar 1,6 triliun rubel Rp 374 triliun.