WHO: Wabah Cacar Monyet Tidak Akan Sebabkan Pandemi

Nusantaratv.com - 31 Mei 2022

Seorang remaja laki-laki di Desa Manfoute, Republik Kongo, diperiksa dokter pada Agustus 2017 karena diduga terkena cacar monyet. (Melina Mara/The Washington Post)
Seorang remaja laki-laki di Desa Manfoute, Republik Kongo, diperiksa dokter pada Agustus 2017 karena diduga terkena cacar monyet. (Melina Mara/The Washington Post)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan wabah cacar monyet di luar Afrika tidak akan menyebabkan pandemi.

Hal itu dikatakan seorang pejabat WHO pada Senin (30/5/2022), seperti dilaporkan Reuters. Menurutnya, masih belum jelas apakah orang yang terinfeksi yang tidak menunjukkan gejala dapat menularkan penyakit.

Lebih dari 300 kasus yang diduga dan dikonfirmasi dari cacar air atau monkeypox, penyakit yang biasanya ringan yang menyebar melalui kontak dekat, menyebabkan gejala seperti flu dan ruam yang khas, telah dilaporkan pada Mei.

Sebagian besar kasus terjadi di Eropa daripada di negara-negara Afrika Tengah dan Barat di mana virus itu endemik. Tidak ada kematian yang dilaporkan sejauh ini terkait penyakit cacar monyet.

WHO juga mengungkapkan, kemunculan cacar monyet yang tiba-tiba sekaligus di sejumlah negara non-endemik menunjukkan penularan yang tidak terdeteksi dalam beberapa waktu. Kejadian ini bahkan memperlihatkan kasus cacar monyet semakin parah belakangan ini. 

"Hingga 26 Mei, total 257 kasus yang dikonfirmasi dan 120 kasus yang dicurigai telah dilaporkan dari 23 negara anggota yang tidak endemik virus," kata WHO dalam pernyataannya, dikutip dari Al Arabiya, Senin (30/5/2022).

WHO menambahkan pihaknya mengharapkan lebih banyak kasus untuk dilaporkan karena pengawasan di negara-negara endemik dan non-endemik meluas.

Cacar monyet adalah penyakit menular yang biasanya ringan, dan endemik di bagian barat dan tengah Afrika. Penyakit ini menyebar melalui kontak dekat, sehingga relatif mudah dikendalikan melalui tindakan seperti isolasi diri dan kebersihan.

Sebagian besar kasus yang dilaporkan sejauh ini telah terdeteksi di Inggris, Spanyol dan Portugal. "Sebagian besar kasus yang dilaporkan sejauh ini tidak memiliki hubungan perjalanan yang mapan ke daerah endemik dan telah disajikan melalui perawatan primer atau layanan kesehatan seksual," kata Badan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) itu.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close