Nusantaratv.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan wabah kolera yang mematikan telah menyebar dengan cepat di Lebanon.
Kondisi ini, ungkap WHO, diperburuk oleh krisis ekonomi yang berkepanjangan dan infrastruktur yang rusak di negara tersebut. Wabah kolera pertama di Lebanon dalam beberapa dekade dimulai awal bulan ini setelah penyakit mematikan itu menyebar dari negara tetangga Suriah.
"Situasi di Lebanon rapuh karena negara itu sudah berjuang untuk memerangi krisis lain, ditambah dengan kemunduran politik dan ekonomi yang berkepanjangan," kata Abdinasir Abubakar, perwakilan WHO di Lebanon, dikutip dari AFP, Selasa (31/10/2022).
WHO menyebutkan, sejak 5 Oktober, lebih dari 1.400 kasus yang dicurigai telah dilaporkan di Lebanon, termasuk 381 kasus yang dikonfirmasi dan 17 kematian. "Wabah itu awalnya terbatas di bagian utara yang miskin, dan telah menyebar dengan cepat di seluruh Lebanon," tambahnya.
WHO mengatakan telah membantu negara yang kekurangan dana itu untuk mengamankan 600.000 dosis vaksin, dan upaya untuk mengamankan lebih banyak lagi sedang berlangsung mengingat penyebaran wabah yang cepat.
Kolera umumnya tertular dari makanan atau air yang terkontaminasi, dan menyebabkan diare serta muntah. Hal ini juga dapat menyebar di daerah pemukiman yang tidak memiliki jaringan pembuangan air limbah yang layak atau air minum utama.
Wabah kolera di Lebanon muncul setelah gelombang baru-baru ini di Suriah, di mana lebih dari satu dekade perang telah merusak hampir dua pertiga instalasi pengolahan air, setengah dari stasiun pompa dan sepertiga menara air, menurut PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa).
Sungai Efrat, yang telah terkontaminasi oleh limbah, diyakini menjadi sumber wabah kolera besar pertama di Suriah sejak 2009. "Jenis kolera yang diidentifikasi di Lebanon mirip dengan yang beredar di Suriah," kata WHO.
Pihak berwenang Libanon mengatakan sebagian besar kasus terjadi di antara pengungsi Suriah. Lebanon sendiri menampung lebih dari satu juta pengungsi Suriah, di mana banyak dari mereka sudah dilanda kemiskinan sebelum keruntuhan ekonomi Lebanon dimulai tiga tahun lalu.
"Kerentanan orang-orang di Lebanon diperburuk oleh kondisi ekonomi yang berkepanjangan dan akses terbatas ke air bersih dan sanitasi yang layak di seluruh negeri," kata WHO.
Pemadaman listrik yang sering terjadi dan berkepanjangan di seluruh Lebanon telah mengganggu pekerjaan stasiun pompa air dan jaringan saluran pembuangan.
Kolera dapat membunuh dalam beberapa jam jika tidak diobati, menurut WHO, tetapi banyak dari mereka yang terinfeksi tidak memiliki gejala atau gejala ringan. Di seluruh dunia, penyakit ini mempengaruhi antara 1,3 juta dan empat juta orang setiap tahun, membunuh antara 21.000 dan 143.000 orang.