Nusantaratv.com - Di tengah peningkatan ketegangan perang di Ukraina dan desakan Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa ia tidak sekadar menggertak ketika ia mengatakan akan menggunakan segala cara untuk mempertahankan wilayah Rusia, NATO tetap akan menggelar latihan nuklir pada pekan depan.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada Selasa (11/10/2022) mengatakan latihan bertajuk “Steadfast Noon,” alias “Siang yang Tegar,” itu diadakan setiap tahun dan biasanya berlangsung selama sekira satu minggu. Latihan itu melibatkan jet tempur yang mampu membawa hulu ledak nuklir, meski tidak melibatkan bom langsung. Jet konvensional, pesawat pengintai dan pesawat pengisian bahan bakar juga secara rutin terlibat.
Latihan kali ini akan diikuti 14 dari 30 negara anggota NATO. Bagian utama manuver latihan akan dilakukan lebih dari 1.000 kilometer dari wilayah Rusia.
"Jika kita membatalkan latihan nuklir yang rutin dan sudah lama direncanakan sekarang gara-gara perang di Ukraina, hal itu dikhawatirkan akan mengirimkan sinyal yang sangat salah," kata Stoltenberg.
"Perilaku NATO yang tegas dan dapat diprediksi, kekuatan militer kita, adalah cara terbaik untuk mencegah eskalasi," katanya.
"Jika sekarang kami menciptakan alasan untuk memancing kesalahpahaman, kesalahan perhitungan Moskow atas kesediaan kami untuk melindungi dan membela semua sekutu, kami akan berisiko meningkatkan eskalasi," tukasnya, mengutip okezonecom.
Sementara itu, dengan mundurnya tentara Rusia akibat pukulan pasukan Ukraina yang dipersenjatai dengan senjata-senjata Barat, Putin meningkatkan pertaruhannya dengan mencaplok empat wilayah Ukraina dan mengumumkan mobilisasi parsial 300.000 pasukan cadangan untuk menopang garis depan Rusia yang tengah runtuh.
Putin juga telah berulang kali mengisyaratkan bahwa ia dapat menggunakan senjata nuklir. Ancaman itu juga ditujukan untuk menghalangi negara-negara NATO mengirim senjata yang lebih canggih ke Ukraina.
NATO sendiri sejatinya tidak memiliki senjata apa pun. Senjata nuklir yang secara nominal dikaitkan dengan NATO masih berada di bawah kencang tiga negara anggotanya: AS, Inggris dan Prancis.
Para menteri pertahanan dari Kelompok Perencanaan Nulir rahasia aliansi itu akan bertemu pada Kamis (13/10/2022).
Stoltenberg menggambarkan retorika nuklir Putin sebagai hal yang “berbahaya dan sembrono,” dan menggarisbawahi bahwa para sekutu “juga telah menyampaikan dengan jelas kepada Rusia bahwa jika Rusia menggunakan senjata nuklir dengan cara apapun maka akan menyebabkan konsekuensi yang parah.”
"Kami belum melihat adanya perubahan dalam sikap Rusia, tetapi kami tetap waspada," pungkas Stoltenberg.