Nusantaratv.com - Warga Ukraina ramai-ramai menyerbu ATM (Anjungan Tunai Mandiri) untuk menarik uang mereka ketika konflik militer dengan Rusia meningkat.
Tak hanya di Ukraina, warga Rusia juga berbondong-bondong mengantri di bank untuk mengamankan harta mereka, seperti dikutip dari Russian Today (RT), Jumat (25/2/2022).
Gambar yang diambil di ibukota Ukraina, Kiev dan kota-kota besar lainnya di negara itu, memperlihatkan antrean panjang warga di ATM setelah bank sentral, NBU, memberlakukan batas penarikan tunai sementara sebesar 100.000 hryvnia Ukraina per hari (sekitar US$3,353) atau setara Rp48 juta.
Pada Jumat (25/2/2022), kepala NBU mengatakan aliran uang tunai ke ATM tidak akan dibatasi, dan pembayaran nontunai juga tidak dibatasi. Regulator telah melarang bank-bank negara itu melakukan transaksi valuta asing menggunakan rubel Rusia dan Belarusia.
Mereka juga telah melarang operasi pada rekening warga Rusia dan memperkenalkan moratorium pembayaran mata uang lintas batas. Di Rusia, orang juga terlihat mengantri di luar ATM. Data oleh bank sentral Rusia menunjukkan permintaan dari populasi dan bisnis untuk uang tunai telah melonjak ke level tertinggi sejak Maret 2020.
Pada Kamis (24/2/2022), Rusia menarik lebih dari 100 miliar rubel (lebih dari US$1 miliar) dari rekening mereka. Namun, jumlah itu 1,5 kali lebih rendah bila dibandingkan saat lonjakan penarikan mata uang di awal pandemi Covid-19.
Regulator Rusia telah mengumumkan paket dukungan darurat, mengatakan akan memastikan pemeliharaan stabilitas fiskal dan kelangsungan bisnis lembaga keuangan dengan menggunakan semua alat yang diperlukan.
Bank sentral meyakinkan organisasi kredit negara memiliki rencana tindakan yang jelas untuk skenario apa pun.