Nusantaratv.com - Wakil Presiden (Wapres) KH. Ma'ruf Amin membuka secara resmi Kongres Muslimah Indonesia (KMI) ke-3, di Hotel Sari Pacific, Jakarta, Senin (19/12/2022).
Kongres Muslimah Indonesia ke-3 ini digelar oleh Komisi Perempuan, Remaja dan Keluarga (KPRK) Majelis Ulama Indonesia (MUI). Kegiatan yang dilaksanakan secara hybrid (daring dan luring) pada 19-21 Desember dengan mengusung tema 'Peran dan Kontribusi Perempuan di Berbagai Bisang Pasca Pandemi'.
Dalam sambutannya pada Kongres Muslimah Indonesia ke-3 itu, Wapres menyampaikan empat pesan. "Saya ingin menyampaikan beberapa pesan berikut. Pertama, muslimah Indonesia perlu ikut andil dalam upaya memperbaiki akses dan kualitas kesehatan bagi ibu, anak dan remaja," ujar Wapres.
Peranan perempuan, kata Wapres, sangat dibutuhkan dalam mengakselerasi perbaikan nutrisi keluarga dan gizi anak-anak, yang akan menghasilkan efek hebat, seperti penurunan kasus stunting dan peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM) Indonesia.
"Saya mengharapkan dukungan muslimah Indonesia dalam mendorong integrasi kesehatan reproduksi ke dalam kurikulum pendidikan, selain terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan berkeluarga yang sejahtera," harapnya.
Kedua, pesan Wapres, muslimah Indonesia agar terus aktif dalam mengakselerasi peningkatan kualitas dan jenjang pendidikan perempuan Indonesia.
"Pendidikan adalah fondasi bagi kehidupan yang adil, maslahat, dan damai. Kaum perempuan yang berpendidikan dan berpengetahuan akan berkontribusi pada laju perekonomian negara, melalui perolehan dan penciptaan lapangan kerja yang berkualitas," terangnya.
Ketiga, urai Wapres, muslimah Indonesia agar dapat meningkatkan keterampilan perempuan, baik perempuan bekerja maupun ibu rumah tangga. "Keterampilan-keterampilan tersebut diharapkan akan menunjang kualitas hidup pribadi dan ketahanan keluarga," paparnya.
Dan yang tidak kalah penting pesan keempat Wapres, yakni muslimah Indonesia agar giat mengkampanyekan larangan perkawinan anak terlalu dini.
"Pendekatan agama tentang pentingnya pendewasaan usia perkawinan untuk terciptanya keluarga yang sakinah dan berkualitas sangat penting dan efektif, karena masyarakat kita adalah masyarakat yang patuh kepada ajaran agama," himbaunya.
Sebelumnya, Ketua Majelis Ulama Indonesia Bidang KPRK Amany Lubis menyampaikan pentingnya penguatan kemitraan pemberdayaan perempuan sebagai sarana peningkatan kepekaan masyarakat terhadap beragam permasalahan perempuan, baik di tingkat nasional maupun global.
"Perlu kita perkuat kemitraan untuk pemberdayaan perempuan, tidak hanya Indonesia tapi juga dunia. Dengan adanya kongres ini akan menguatkan wawasan kita tentang permasalahan perempuan di Indonesia juga tentang permasalahan perempuan di dunia," ujar Amany.
Sementara pada kesempatan yang sama, Ketua Panitia Kongres Muslimah Indonesia ke-3 sekaligus Ketua KPRK Siti Ma'rifah menambahkan, KMI ke-3 ini menjadi wadah komunikasi dan informasi dalam mendukung eksistensi perempuan, remaja, anak, dan ketahanan keluarga.
Menurut Siti Ma'rifah, KMI ke-3 dihadiri oleh pemimpin Muslimah dari kalangan ulama, zuama, dan cendekiawan nasional dan internasional.
"Sekitar 400 orang yang akan hadir secara offline dan online, dari berbagai unsur, seperti tokoh perempuan dan Muslimah Indonesia, tokoh perempuan dari negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), ormas perempuan Islam, pimpinan Komisi PRK MUI se-Indonesia, budayawan, pemuda, akademisi, dan media," tukas Siri Ma'rifah.
Diketahui, Kongres Muslimah Indonesia ini terdiri atas 4 panel utama yang akan membahas peran perempuan modern perspektif agama dan perdamaian, kedudukan perempuan dalam konstitusi di negara muslim, peran dan kontribusi perempuan pasca pandemi dalam bidang politik, sosial, budaya pendidikan, kesehatan dan sains teknologi, serta ekonomi syariah sebagai solusi menghadapi resesi dunia.
Tampak hadir pada malam itu, Wakil Ketua MUI Marsudi Suhud dan Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Suprayoga Hadi, serta Staf Khusus Wapres Masduki Baidlowi, Masykuri Abdillah, dan Lukmanul Hakim.