Nusantaratv.com - Wakil Presiden (Wapres) KH Ma'ruf Amin meninjau Sentra Vaksinasi Kompas Gramedia Group di Bentara Budaya Jakarta, Kamis (23/9/2021).
Hal ini sebagai upaya mendukung percepatan vaksinasi nasional Covid-19. Pria kelahiran Tangerang, Banten, 78 tahun silam itu mengungkapkan, penyelenggaraan sentra vaksinasi ini sangat penting agar masyarakat dapat mengakses vaksinasi Covid-19 di dekat tempat mereka tinggal, tanpa harus berjalan jauh ke lokasi atau rumah sakit khusus.
Dengan adanya sentra vaksinasi ini, lanjut dia, akan semakin banyak masyarakat yang mendapatkan vaksinasi Covid-19. Sebab, tegas Wapres KH Ma'ruf Amin, vaksinasi merupakan salah satu kunci keberhasilan penanganan pandemi.
Baca Juga: Wapres KH Ma'ruf Amin: Kemitraan Antar Pelaku Usaha Besar dan Kecil Perlu Didorong
"Kunci terwujudnya keberhasilan penanganan pandemi Covid-19 sangat dipengaruhi banyak faktor. Salah satunya program vaksinasi yang berperan vital dan sangat penting," kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) ke-7 (2015-2020), yang dikutip Nusantaratv.com dari akun media sosial Twitter pribadinya @Kiyai_MarufAmin, Kamis (23/9/2021).
Dia menambahkan vaksinasi menjadi salah satu upaya dalam menghadapi pandemi dari virus mematikan tersebut. "Vaksinasi merupakan salah satu bentuk ikhtiar kita dalam menghadapi pandemi Covid-19 dan untuk mewujudkan kekebalan komunal (herd immunity)," terang suami dari Wury Estu Handayani itu.
Dalam kesempatan itu, Wapres KH Ma'ruf Amin mengapresiasi seluruh pihak yang terlibat dalam upaya akselerasi pemberian vaksinasi Covid-19. Harapannya, kata dia, hal ini dapat menjadi inspirasi dan motivasi untuk seluruh jajaran dan masyarakat agar turut berkontribusi menyukseskan program akselerasi ini.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah bersedia mengalokasikan waktu dan tempat untuk penyelenggaraan sentra vaksinasi ini, sebagai salah satu upaya akselerasi untuk melakukan percepatan vaksinasi Covid-19, khususnya bagi para pekerja media semoga bisa menjadi contoh atau teladan bagi masyarakat," tukas jebolan Universitas Ibnu Khaldun Bogor, Jawa Barat (1964-1967) itu.