Wall Street naik di tengah sentimen positif, setelah inflasi mendingin

Nusantaratv.com - 12 November 2022

Ilustrasi: Para pialang sedang bekerja di lantai Bursa Efek New York, Wall Street, Amerika Serikat (ANTARA/Reuters)
Ilustrasi: Para pialang sedang bekerja di lantai Bursa Efek New York, Wall Street, Amerika Serikat (ANTARA/Reuters)

Penulis: Alber Laia

Nusantaratv.com - Wall Street menguat didorong sentimen positif pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), memperpanjang reli yang dimulai sehari sebelumnya setelah angka inflasi yang lemah meningkatkan harapan Federal Reserve (Fed) akan menjadi kurang agresif dengan kenaikan suku bunganya.

Indeks Dow Jones Industrial Average bertambah 32,49 poin atau 0,10 persen, menjadi menetap di 33.747,86 poin. Indeks S&P 500 terangkat 36,56 poin atau 0,92 persen, menjadi berakhir di 3.992,93 poin. Indeks Komposit Nasdaq menguat 209,18 poin atau 1,88 persen, menjadi ditutup pada 11.323,33 poin.

Enam dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di wilayah positif, dengan sektor energi dan komunikasi masing-masing melonjak 3,06 persen dan 2,48 persen, melampaui sektor lainnya. Sementara itu, sektor perawatan kesehatan turun 1,28 persen, merupakan kelompok dengan kinerja terburuk.

Untuk minggu ini Indeks Dow Jones terangkat 4,1 persen, Indeks S&P 500 melonjak 5,9 persen dan Indeks Nasdaq melambung 8,1 persen. Ini adalah kenaikan mingguan terbesar S&P 500 sejak Juni dan kenaikan mingguan terbesar Nasdaq sejak Maret.

Reaksi pasar di atas muncul ketika tanda-tanda menggembirakan dalam inflasi AS meningkatkan harapan untuk kenaikan suku bunga yang kurang agresif dari Federal Reserve.

Data yang dirilis Kamis (10/11/2022) menunjukkan indeks harga konsumen inti dan utama untuk Oktober naik lebih rendah dari yang diperkirakan, mendorong inflasi tingkat tahunan turun dari bulan sebelumnya.

Tingkat inflasi tahun-ke-tahun melambat menjadi 7,7 persen untuk bacaan utama, dari 8,2 persen pada September. Tingkat inflasi inti melambat menjadi 6,3 persen pada Oktober secara tahun ke tahun dari 6,6 persen di bulan sebelumnya.

"Apa yang benar-benar kita lihat hari ini hanyalah tindak lanjut dari kemarin. Ada banyak uang yang disimpan di luar pasar yang masuk kembali," kata Ahli Strategi Portofolio Senior Ingalls & Snyder, Tim Ghriskey, di New York seperti dikutip oleh Reuters.

Investor memperkirakan peluang 81 persen untuk kenaikan suku bunga 50 basis poin pada Desember dan peluang 19 persen untuk kenaikan 75 basis poin, menurut alat CME Fedwatch.(Ant)

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close