Nusantaratv.com - Pemerintah Vietnam secara resmi mengumumkan bahwa lesbian, guy, biseksual, dan transgender (LGBT) bukan merupakan penyakit yang bisa atau perlu disembuhkan. Ditegaskan LGBT tidak bisa diubah dengan cara apa pun.
"(LGTBTQ+) bukan penyakit, jadi tak bisa disembuhkan atau perlu disembuhkan dan tidak bisa diubah dengan cara apa pun," demikian pernyataan Kementerian Kesehatan Vietnam, Kamis (25/8/2022).
Sejalan dengan kebijakan ini, ahli medis di Vietnam harus memperlakukan LGBTQ dengan peduli dan memastikan mereka tak melakukan diskriminasi.
Bahkan Kemenkes Vietnam juga menyatakan tenaga medis tak harus mengganggu atau memaksa pasien LGBTQ+.
"(Jika ada dukungan yang dibutuhkan), harus dalam bentuk bantuan psikologis dan hanya dilakukan oleh mereka yang punya pengetahuan soal identitas seksual," bunyi pengumuman itu.
Kemenkes mengirimkan pengumuman tersebut ke Departemen Kesehatan di seluruh provinsi di Vietnam.
Lembaga pemantau hak asasi manusia menyambut baik pengumuman ini, termasuk Human Rights Watch.
"Ini menandai perubahan paradigma besar. Sebagai otoritas medis paling dipercaya di Vietnam, dampak persepsi soal queer akan sangat besar," kata peneliti hak-hak LGBT di Human Rights Watch, Kyle Knight.
Namun, ia menganggap pengumuman itu tak cukup untuk mengubah cara pandang masyarakat secara keseluruhan.
Isu persepsi masyarakat Vietnam mengenai komunitas LGBTQ ini sedang menjadi sorotan karena sebagian warga menganggap gay merupakan penyakit.
Pada November lalu, Institut Studi Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan (iSEE) mengajukan petisi kepada Organisasi Kesehatan DUnia (WHO) untuk mengonfirmasi bahwa LGBT bukan penyakit, mengutip CNNIndonesiacom.
iSEE mempertanyakan jika queer penyakit, seharusnya LGBT Vietnam bisa mendapat cuti sakit.
Belakangan, iSEE dan kelompok hak-hak LGBT, ICS Senter, menyerukan legalisasi pengesahan hubungan sesama jenis di Vietnam.