Nusantaratv.com - Untung Cahyono, yang sebelumnya menjadi sorotan karena isi khutbahnya saat sholat Idul Fitri 1445 Hijriah di Lapangan Tamanan, Banguntapan, Bantul, akhirnya mengungkapkan klarifikasi dan permintaan maaf.
"Ya, mungkin nama saya yang paling viral. Dalam rangka menciptakan kondisi yang baik di lingkungan Tamanan, saya menyampaikan klarifikasi dan meminta maaf atas segala yang telah terjadi," ujar Untung.
@harminantofx Dr Untung Cahyono, khotib sholat Ied di Lapangan Tamanan Banguntapan Bantul yang viral bahas politik akhirnya menyampaikan klarifikasi. Ia meminta maaf atas apa yang disampaikannya. Begini pernyataannya. #khotbah #tamanan #bantul #khotbahsholatied #kotbahpolitik #untungcahyono #idulfitri #klarifikasi #permintaanmaaf #uad #solatiedtamana ♬ original sound - Harminanto
Pertama-tama, ia menyampaikan permintaan maaf atas khutbahnya yang membahas isu politik terkait Pemilu.
"Kami memohon maaf atas segala ketidaknyamanan yang mungkin dirasakan oleh warga akibat pandangan kami," tambahnya.
Selanjutnya, Untung menyatakan komitmennya untuk lebih berhati-hati dalam berbicara di depan publik yang memiliki latar belakang yang beragam.
"Saya harus lebih berhati-hati khususnya ketika berbicara di depan forum yang memiliki perbedaan pandangan. Apalagi jika jamaahnya banyak, kita tidak tahu persepsi masing-masing," ungkapnya.
Untung juga menyebutkan pentingnya berkomunikasi dengan tokoh-tokoh setempat sebelum mengisi khutbah.
"Tentu, saya akan lebih banyak berkomunikasi dengan tokoh di wilayah setempat sebelum mengisi khutbah. Saya harus melakukan introspeksi, muhasabah, dan koreksi diri," jelasnya.
Meskipun demikian, Untung menegaskan bahwa jika apa yang disampaikannya menimbulkan persoalan, ia akan mempertimbangkan untuk memperbaiki diri.
Sebelumnya, Khutbah Idul Fitri di Lapangan Tamanan menjadi viral dan menyebabkan khutbah harus dihentikan karena dinilai tidak sesuai.
Dimana khotbah tersebut terdengar menyampaikan ungkapan yang menyinggung soal Pemilu 2024.
“Menjadi lebih sangat memalukan dan memuakkan karena dalam kecurangan pemilu yang dinilai banyak pihak yang terburuk dalam sejarah Indonesia,” ucap pria yang memberikan khotbah tersebut.
“Ironisnya problematika pelanggaran pemilu yang sering disebut terstruktur, sistematis dan massif terkait dengan perilaku Joko Widodo sebagai Presiden RI sebagaimana yang tersebar luas di media sosial dan surat kabar,” sambungnya.
“Sebab itu mereka yang dulu merasa sebagai pemilihnya sebaiknya istigfar karena pilihannya telah membuat kecewa banyak pihak. Bangsa kita bangsa yang besar,” katanya lagi.