Nusantaratv.com - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, melakukan upaya stabilisasi harga dan pasokan bahan pangan sebagai salah satu implementasi pemanfaatan dana insentif fiskal dan menindaklanjuti kerja sama dengan Perum Bulog Kantor Wilayah Yogyakarta.
"Kegiatan ini meliputi intervensi harga beras di pasar-pasar besar Kabupaten Sleman melalui temu bisnis antara pedagang beras dengan Perum Bulog Yogyakarta," kata Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo saat bersama TPID Sleman meninjau stok beras di Gudang Bulog Purwomartani, Kalasan, Senin.
Menurut dia, salah satu pasar yang dilintervensi adalah Pasar Prambanan. Kegiatan ini dilakukan untuk membuka peluang pedagang kulakan beras dengan Bulog dan menjual dengan harga sesuai dengan ketentuan (beras medium/SPHP) dijual dengan harga Rp10.900 per kilogram.
"Dengan dilaksanakannya kegiatan ini, harga beras di wilayah Kabupaten Sleman diharapkan dapat terjaga kestabilannya," katanya.
Ia mengatakan, sebelumnya juga telah ada kesepakatan kulakan antara Perum Bulog Kantor Wilayah Yogyakarta dengan pedagang beras. " Volume dropping beras SPHP Bulog yakni Pasar Prambanan sebanyak 8,11 ton beras dan Pasar Gamping 7,35 ton," katanya.
Kustini mengatakan, untuk pasar murah akan dilaksanakan di 17 kapanewon (kecamatan) pada 25 September sampai dengan 6 Oktober 2023.
"Kegiatan ini dilaksanakan bekerja sama distributor dan produsen, yaitu Perum Bulog, Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (PINSAR) dan PT Saliman," katanya.
Ia mengatakan, komoditas yang ditawarkan kepada masyarakat pada kegiatan pasar murah ini meliputi beras medium (SPHP) sebanyak 103.000 kilogram, beras premium, minyak goreng (Minyakita) 20.400 liter, gula pasir 10.200 kilogram, tepung terigu 3.400 kilogram, dan telur ayam 17.000 kilogram.
"Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat yang ber-KTP maupun berdomisili Sleman," katanya.(Ant)