Nusantaratv.com - Tokoh adat dan pemuka agama di Kalimantan Selatan (Kalsel) mendeklarasikan kesiapsiagaan nasional memerangi dan menangkal bersama pengaruh paham radikal dan terorisme, pada Selasa (22/3/2022).
Dengan lantang para tokoh adat Kalsel, pemuka agama Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindu dan Konghucu membacakan deklarasi disaksikan langsung oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Boy Rafli Amar.
Deklarasi berisi lima poin penting, pertama, setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945.
Kedua, menjunjung tinggi Kebhinekaan.
Ketiga, bersinergi menolak intoleransi dan radikal terorisme.
Keempat, mendukung kesiapsiagaan nasional dalam mengantisipasi ancaman terorisme.
Kelima, siap mewujudkan Indonesia damai.
Pada kesempatan tersebut Komjen Boy mengatakan, masyarakat merupakan unsur penting dalam strategi pentahelix (multi pihak) dalam upaya BNPT menghalau penyebaran radikalisme dan terorisme di Indonesia.
Ditegaskan, paham-paham radikal dan terorisme yang mengajarkan anak bangsa untuk membenci dan memusuhi bangsanya sendiri merupakan ideologi yang sangat bertentangan dengan ideologi Bangsa Indonesia.
Komjen Boy mengatakan, Bangsa Indonesia lahir dari persatuan keberagaman suku-suku yang berjuang bersama dan bukan hanya diperjuangkan oleh satu atau dua kelompok saja.
Karena itu, dengan kesiagaan dan kewaspadaan bersama, diharapkan keberagaman Indonesia tidak justru dijadikan oleh para penyebar paham radikal dan terorisme untuk memecah-belah bangsa.
Komjen Boy mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap penyebaran paham radikal dan terorisme.
Sebab jika tidak waspada, bukan tidak mungkin secara tidak sadar sudah terpengaruh paham-paham radikal.
Sejumlah kejadian di wilayah Kalsel termasuk tindakan hukum oleh aparat penegak hukum terhadap pelaku-pelaku yang terafiliasi dengan organisasi terorisme beberapa waktu belakangan menunjukkan bahwa sel-sel radikalisme juga tak dipungkiri ada di Kalsel. (dari berbagai sumber)