Nusantaratv.com - TNI Angkatan Laut akan melakukan peremajaan terhadap 41 unit kapal perang sesuai dengan rencana dari Kementerian Pertahanan, demikian disampaikan Kepala Staf TNI AL (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali.
"Terkait peremajaan atau istilah kita refurbishment kapal-kapal perang kita, terutama yang sudah tua, itu akan ada peremajaan, dan sebagian mungkin mid-life modernization. Itu dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan oleh Kementerian Pertahanan adalah 41 kapal," kata Ali saat menyampaikan keterangan pers selepas upacara tabur bunga peringatan Hari Dharma Samudera 2023 di geladak utama KRI Banda Aceh (593) di markas Komando Lintas Laut Militer, Jakarta, Senin.
Menurut Kasal untuk tahapan pertama, pihaknya akan memprioritaskan peremajaan untuk delapan kapal yang sudah sangat tua.
"Kita akan prioritaskan pada kapal-kapal yang sudah sangat tua dan sudah memang harus diperbaiki, itu yang didahulukan, mungkin ada delapan dulu," katanya.
Keputusan itu, lanjut Kasal, juga tidak lepas dari pertimbangan menyesuaikan kapasitas galangan-galangan kapal yang ada di Indonesia, baik itu dari BUMN maupun swasta.
Pasalnya, TNI AL juga sudah berkomitmen untuk memprioritaskan pelibatan galangan dalam negeri dalam upaya peremajaan kapal-kapal perang.
"Untuk (peremajaan) 41 kapal semuanya dilaksanakan di dalam negeri. Kan kita sudah komitmen bahwa kita akan memprioritaskan semua galangan dalam negeri dan kita libatkan mereka dalam pembangunan kapal perang," katanya.
Menurut Kasal komitmen serupa juga akan dilakukan untuk penguatan alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI AL lainnya, seperti pengadaan senapan untuk sniper serta drone.
Kasal menyatakan bahwa pihaknya saat ini masih memilih mana senapan terbaik di antara yang sudah ditawarkan kepada TNI AL.
"Kita tetap mengutamakan produk dalam negeri, namun apabila ada hal-hal yang spesifik atau lebih sophisticated terkait dengan peralatan maka bisa saja kita membeli dari luar negeri. Namun tetap yang didahulukan adalah yang di dalam negeri," katanya.
Di sisi lain, TNI AL juga akan mengupayakan memasukkan klausul transfer pengetahuan dan teknologi apabila pada akhirnya memutuskan menggunakan alutsista dari luar negeri.
"Itu akan dilaksanakan dengan transfer of technology dan transfer of knowledge, jadi kita mungkin akan bangun di sini sehingga kita bisa belajar untuk produksi dalam negeri," kata Ali.(Ant)