Nusantaratv.com - Rektor nonaktif Universitas Pancasila (UP) Edie Toet Hendratno selesai menjalani klarifikasi oleh Polda Metro Jaya, terkait dugaan pelecehan seksual yang dilaporkan pegawainya. Rencananya, polisi bakal memanggil kembali Edie.
"Untuk terlapor rektor (nonaktif) surat undangan (pemanggilan kembali) tanggal 5 Maret, jam 10.00," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi, Kamis (29/2/2024).
Untuk pelapor sendiri, polisi sudah melakukan pemeriksaan beberapa waktu lalu. Diketahui, ada dua korban dalam kasus ini, yakni DF dan RZ.
"Pelapor DF sudah di-BAI (Berita Acara Interview) tanggal 20 Februari 2024 atau Selasa lalu," kata Ade.
Sebelumnya, Rektor nonaktif Universitas Pancasila (UP) Edie Toet Hendratno, selesai menjalani klarifikasi terkait kasus dugaan pelecehan yang dilaporkan ke Polda Metro Jaya. Edie mengaku dirinya sudah menjelaskan semua hal ke polisi.
"Wawancaranya berjalan dengan lancar. Proses hukum memang seperti ini, tidak ada yang luar biasa, dan kami senang, saya senang, karena akhirnya kami bisa mengungkapkan yang sebenarnya," ujar Edie di Mapolda Metro Jaya, Kamis (29/2/2024).
Sementara kuasa hukum Edie, Faizal Hafied menilai pelaporan kliennya diduga terkait digelarnya pemilihan rektor baru.
"Jadi ini kental sekali karena ada pemilihan rektor di bulan Maret ini, ada pelaporan pelaporan sehingga mendiskreditkan klien kami. Sehingga ini merupakan juga pembunuhan karakter bagi klien kami yang seharusnya klien kami dengan prestasinya masih bisa melanjutkan untuk proses selanjutnya," tutur Faizal.
Meski begitu, Faizal tak merespons kronologi dugaan pelecehan yang sempat diungkap korban beberapa waktu lalu. Tapi, Faizal mempertanyakan alasan laporan tersebut baru dibuat oleh pihak korban. Menurut dia, pelaporan tersebut merupakan upaya pembunuhan karakter kliennya jelang pemilihan rektor.
"Jadi kalau tidak ada pemilihan rektor, maka kasus ini, tidak akan LP. Karena kasusnya dianggap waktu-waktu yang lama. Seharusnya apabila dirasa memang benar terjadi kejadian tersebut laporkan sesegera mungkin," jelas dia.
"Kami mengimbau untuk yang melaporkan segera sadar, karena ini sudah lama sekali. Dan jangan sampai ini menjadi proses yang sangat politis, berkaitan dengan pemilihan rektor. Seandainya tidak ada pemilihan rektor pada Maret ini, diyakini tidak ada laporan-laporan polisi, terhadap klien kami," sambungnya.
Faizal pun menuding apa yang dituduhkan korban hanya asumsi semata tanpa adanya bukti yang jelas. Ia berpandangan laporan itu dibuat pihak yang memilki tendensi kepada kliennya.